Halaman

Rabu, 04 Juli 2012

COOPERATIVE AND COLABORATIVE LEARNING

MODEL PEMBELAJARN BEKERJA SAMA 
( COOPERATIVE AND COLABORATIVE LEARNING)

01.MODEL COOPERATIVE LEARNING
A.    PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Konsep pembelajaran kooperatif (cooperative learning) bukanlah suatu konsep baru, melainkan telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Pada awal abad pertama, seorang filosofi berpendapat bahwa agar seseorang belajar harus memiliki pasangan.
Menurut Nurhadi (2004) pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran (Johnson dan Johnson dalam Ismail, 2002: 12). Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan, dalam hal ini sebagaian besar aktivitas pembelajaran berpusat pada siswa yakni mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran koopertif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan efektif.
Roger dan David Johnson dalam Lie (2002: 30) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Kelima unsur tersebut yaitu :
1.      saling ketergantungan positif,
2.      tanggung jawab perseorangan,
3.      tatap muka,
4.      komunikasi antar anggota,
5.      evaluasi proses kelompok.
Untuk memenuhi kelima unsur tersebut harus dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat para anggota kelompok para peserta didik harus mempunyai niat untuk bekerja sama dengan yang lainnya dalam kegiatan belajar kelompok yang akan saling menguntungkan. Selain niat, peserta didik juga harus menguasai kiat-kiat berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Salah satu cara untuk mengembangkan niat dan kerja sama antar peserta didik dalam model pembelajaran kooperatif adalah melalui pengelolaan kelas. Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas model pembelajaran kooperatif, yakni pengelompokan semangat kerja sama dan penataan ruang kelas.

B.     CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Stahl dalam Ismail (2002: 12) bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah :
Ø  Belajar dengan teman
Ø  Tatap muka antar teman
Ø  Mendengarkan diantara anggota
Ø  Belajar dari teman sendiri dalam kelompok
Ø  Belajar dalam kelompok kecil
Ø  Produktif berbicara atau mengemukakan pendapat
Ø  Siswa membuat keputusan
Ø  Siswa aktif
Sedangkan menurut Johnson dalam Ismail (2002: 12) belajar dengan koopertif mempunyai ciri :
1.    Saling ketergantungan yang positif
2.    Dapat dipertanggungjawabkan secara individu
3.    Heterogen
4.    Berbagi kepemimpinan
5.    Berbagi tanggung jawab
6.    Ditekankan pada tugas dan kebersamaan
7.    Mempunyai ketrampilan dalam berhubungan sosial
8.    Guru mengamati
9.    Efektifitas tergantung kepada kelompok
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan secara bersama.
2.    Kelompok siswa yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin, dan kemampuan belajar.
3.    Panghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok.
Menurut Ibrahim (2000: 6) unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1.    Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.
2.    Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri.
3.    Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
4.    Siswa haruslah berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.    Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6.    Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama dalam proses belajarnya.
7.    Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

C.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Sanjaya (2008:249) keunggulan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif adalah :
·         Kelebihan
1.      Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri.
2.       Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan
3.       Dapat membantu anak untuk merespon orang lain
4.       Dapat memberdayakan siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5.       Dapat meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial.
6.       Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide pemahamanya sendiri,  menerima umpan balik.
7.       Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan   belajar abstrak menjadi nyata.
8.       Dapat meningkatkan motifasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.
·         kelemahan
1.      dengan leluasanya pembelajaran maka apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang di pelajari tidak akan tercapai.
2.       penilaian kelompok dapat membutakan peniliaan secara indifidu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaanya.
3.      mengembangkan kesadaran berkelompok dan memerlukan waktu yang panjang.

D.    MACAM – MACAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

E.     APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Aplikasi dari model pembelajaran ini bisa di terapkan pada pembelajaran ipa maupun ips. Pada model pembelajaran ipa khususnya biologi dapat di terapkan misalnya pada saat guru akan menjelaskan tentang materi keanekaragaman hewan yaitu saat membahas tentang filum Vertebrata. Maka guru dapt menggunakan model pembelajaran ini. Tahap-tahap untuk model pembelajaran ini yaitu :
·         Guru memberikan penjelasan atau pengentar tentang materi yang akan di diskusikan oleh peserta didik.
·         Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah kelas pada filum Verterrata dengan ketentuan-ketentuan dan format-format tertentu.
Ø  Misalnya jumlah siswa 45 maka di bagi menjadi 5 kelompok sesuai kelas yang ada pada filum fertebrata.
Ø  siswa berhitung dari satu sampai lima begitu seterusnya sampai semua siswa mendapatkan kelopok.
Ø  siswa di kelompokan menjadi kelompok dasar yang terdiri dari siswa dengan nomor 1-5.
Ø  siswa di kelompokan lagi menjadi kelompok semntara yang terdiri dari siswa yang mendapat nomor yang sama
Ø  kelompok sementara ini yang akan membehas masing-masing kelas pada filum Vertebrata.
Ø  setelah kelompok sementara berdiskusi maka kelompok sementara ini akan kembali ke kelompok asal untuk mendiskusikan kembali yang materi yang telah di diskusikan di klompok sementara kepada kelopok asal.
·         Guru menilai hasil diskusi siswa dan memberikan penghargaan kepada kelompok  siswa yang memperoleh nilai tertinggi dari hasil diskusi

B.   2. MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF (COLABORATIVE LEARNING)

A.    PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOLABORATIF

Selain dari sudut pandang Pembelajaran Kooperatif, ada juga dari sudu pandang pembelajaran Kolaboratif. Di mana dalam pembelajaran ini juga hampir sama dengan dengan pembelajaran Kooperatif tetapi pembelajaran ini lebih menekankan pada siswanya sendiri untuk menilai proses pembelajarannya sendiri dan dapat mengembangkan pembelajaran bersama. Dari pengertian umum tersebut dapat direkonstruksi unsur-unsur pembelajaran kolaboratif sebagai berikut: suatu filsafat pengajaran, bukan serangkaian teknik untuk mengurangi tugas guru dan mengalihkan tugas-tugasnya kepada para siswa. Hal terakhir ini perlu ditekankan karena mungkin begitulah kesan banyak orang tentang pembelajaran kolaboratif.
Dengan demikian, pembelajaran kolaboratif dapat didefinisikan sebagai filsafat pembelajaran yang memudahkan para siswa bekerjasama, saling membina, belajar dan berubah bersama, serta maju bersama pula. Inilah filsafat yang dibutuhkan dunia global saat ini. Bila orang-orang yang berbeda dapat belajar untuk bekerjasama di dalam kelas, di kemudian hari mereka lebih dapat diharapkan untuk menjadi warganegara yang lebih baik bagi bangsa dan negaranya, bahkan bagi seluruh dunia. Akan lebih mudah bagi mereka untuk berinteraksi secara positif dengan orang-orang yang berbeda pola pikirnya, bukan hanya dalam skala lokal, melainkan juga dalam skala nasional bahkan mondial.
Jelaslah bahwa pembelajaran kolaboratif lebih daripada sekadar kooperatif. Jika pembelajaran kooperatif merupakan teknik untuk mencapai hasil tertentu secara lebih cepat, lebih baik, setiap orang mengerjakan bagian yang lebih sedikit dibandingkan jika semua dikerjakannya sendiri, maka pembelajaran kolaboratif mencakup keseluruhan proses pembelajaran, siswa saling mengajar sesamanya. Bahkan bukan tidak mungkin, ada kalanya siswa mengajar gurunya juga.

1 MACAM – MACAM MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF

A)    INFORMATION SEARCH ( PENCARIAN IONFORMASI)
Metode ini sama dengan open book. Tim mencari informasi (normalnya di lakukann dalam pelajaran dengan teknik cramah) yang menjawab pertanyyaan yang diajukan kepadanya. Metode ini khususnnya sangat membantu dalam materi yang membosankan.
Prosedur
1.      Buatlah kelompok pertanyaan yang bisa dijawab dengan cara mencari informasi yang dapat di jumpai di sumber materi yang telah Anda buat untuk peserta didik. Sumber informasi bisa mencangkup:
·         Selebaran
·         Dokumen
·         Buku teks
·         Buku panduan
·         Computer untuk mengakses informasi
·         Barang hasil karya manusia
·         Perlengkapan “kertas” (contoh : mesin)
2.      Berilah pertanyaan-pertanyaan dengan topic yang sesuai
3.      Biarkan peserta didk mencari informasi dalam tim kecil. Persaingan sehat bisa membantu untuk mendorong partisipasi.
4.      Tinjau kembali jawaban selagi di kelas. Kembangkan jawaban untuk memperluas jangkauan belajar.

Metode ini khususnya sangat me mbantu dalam materi yang membosankan
Variasi :
1.      Buatlah pertanyaan yang memaksa peserta didik unyuk mentimpulkan jawaban dari sumber informasi yang ada, daripada menggunakan pertanyaan yang bisa langsung dengan pencarian
2.      Dari pada mencari jawaban pertanyyan, berilah peserta didik tugas yang berbeda seperti satu kasus untuk di pecahkan, latihan yang bisa mencocokan bitir-butir soal, atau menyusun acak kata. Jika tidak diacak, tunjukan istilah penting yang terdapat pada sumber informasi.

B)    THE STUDY GROUP (KELOMPOK BELAJAR)
Metode ini memberikan kepada peserta didik tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan amenjelaskan isinya dalam kelompok tanpa kehadiran pengajar. Tugas perlu cukup spesifik untuk mnjamin bahwa hasil sesi belajar akan efektif dan kelompok akan mampu mengatur diri.
Prosedur
1.      Berilah peserta didik suatu ringkasan, selebarab pelajaran yang disusun dengan baik, teks singkat, bagan,atau diagram yang menarik. Mintalah mereka membacanya dengan tenang. Kelompok belajar melaksanakan tugasnya dengan baik kalau materinya cukup menantang atau terbuka untuk interpretasi luas.
2.      Bentuklah sub-kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk mengadakan sesi belajar mereka.
3.      Berikan petunjuk yang jelas yang dapat memandu peserta didik belajar dan terangkan materi dengan jelas.
Prtunjuk tersebut mencangkup hal berikut :
·         Jelaskan isi
·         Buatlah contoh, ilusrtasi, atau permainan informasi atau ide.
·         Tandai poin-poin yang membingungkan atau yang Anda tidak disetujui.
·         Jika ragu dengan teks, kembangkan sudut pandang yang berlawanan.
·         Taksirlah seberapa jauh Anda dapat memahami materi.

C).    KEKUATAN BERDUA ( THE POWER OF TWO )
prosedur
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan sinergi itu. Karenanya, dua siswa tentu lebih baik dari pada satu.
1.      berilah peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pikiran. Sebagai contoh :
·         bagaimanakah tubuh kita mencerna makanan ?
·         apakah pengetahuan itu ?
·         bagaimanakah agar otak manusia seperti computer ?
2.      mintalah peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.
3.      Setelah semua melengkapi jawabnya, bentuklah kedalam pasangan dan mintalah untuk berbagi jawaban dengan yang lain.
4.      Mintalah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu.
5.      Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, bandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan lain.
Variasi
·         Undanglah setiap kelas untuk menyeleksi jawaban terbaik bagi masing-masing pertanyaan.
·         Untuk menghemat waktu, tentukan pertanyaan tertentu untuk pasangan tertentu. Ini lebih baik dari pada setiap pasangan menjawab satu pertanyaan.

D).    CARD SORT (MEMILAH DAN MEMILIH KARTU)
Ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atu mengulagi informasi. Gerakan fisik yang di utmakan dapat membantu untuk memberi energy kepada kelas yang telah letih.
Prosedur
1.      Berilah masing-masing peserta didik karu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.
Berikut contohnya:
·         Tipe pohon yang berganti daun dengan pohon yang daunya selalu hijau
·         Gejala dari penykit yang berbeda-beda
·         Karakteristik dari logam yang berbeda-beda
·         Kata benda, kata kerja, kata keterangan dan kata depan.
2.      Mintalah peserta didik untk berusaha mencari temanya di ruang kelas dan menemukan orang yang memilliki kartu dengan category sama.
3.      Biarlah peserta didik dengan kartu kategorynya yang sama menyajikan sendiri kepada orang lain.
4.      Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang Anda rasa penting.
variasi
a.       Mintalah setiap kelompok untuk membuat presentasi mengajar tentang kategori tersebut.
b.      Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berilah masing-masing tim satu set kartu yang lengkap. Pastikan kartu tersebut cocok, sehingga kartu kategori yang mereka sortir tidak jelas. Mintalah setiap tim untuk menyortir kartu kedalam kategori. Setiap tim bisa memperoleh nomor kartu yang disortir dengan benar.
2.    CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF
Dalam pembelajaran kolaboratif memiliki ciri-ciri sebagai berikut
1.      pelajar-pelajar akan saling mengumpul idea atau data,
2.      siswa saling bertukar pengalaman,
3.      berbincang sesama mereka untuk menyelesaikan masalah bersama
4.      diperlukan komitmen untuk berkorban demi merancang dan menilai
5.      saling membantu satu sama lain untuk mencapai prestasi akademik yang baik

3.    KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN KOLABORATIF
·         Kelebihan
1.      memudahkan para siswa bekerjasama,
2.      dapat saling bertukar pengalaman
3.      saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu.
4.      Dapat saling belajar dan berubah bersama serta maju bersama pula
5.      Dapat saling membina,

·         Kelemahan
1.      proses pembelajaran membutuhkan waktu yang lama
2.      berpotensi menimbulkan perselisihan kecil
3.      arah pembicaraan atau arah diskusi tidak merujuk pada suatu permasalahan saja.
4.      Bila para siswa di dalam suatu kelompok tidak saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu, kelompok itu tak dapat digolongkan sebagai kelompok pembelajaran kolaboratif

4.     APLIKASI PEMBELAJARAN KOLABORATIF

Aplikasi dari model pembelajaran ini bisa di terapkan pada pembelajaran ipa maupun ips. Pada model pembelajaran ipa khususnya biologi dapat di terapkan misalnya pada saat guru akan menjelaskan tentang materi sirkulasi darah. Maka guru dapt menggunakan model pembelajaran ini. Tahap-tahap untuk model pembelajaran ini yaitu :
·         Guru memberikan penjelasan atau pengentar tentang materi yang akan di diskusikan oleh peserta didik.
·         Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan ketentuan dan format tertentu.
Ø  Misalnya siswa dibagi dalam 5 kelompok ( beranggota empat orang )
Ø  Setiap kelompok diskusi (KD) memperoleh tiga bendel kartu
Ø  Misalnya, pada KD sistem sirkulasi darah, bendel 1 berisi nama-nama organ sirkulasi darah berikut gambarnya. Bendel 2 berisi fungsi organ penyusun sistem sirkulasi darah. Bendel 3 berisi soal-soal pengembangan tentang sistem sirkulasi darah.
Ø  siswa diminta menjodohkan kartu mana yang bisa digolongkan dalam satu kelompok, sambil menjawab soal-soal yang diperoleh.
Ø  Hasil pengelompokan ditempelkan pada papan styrofoam (supaya lebih menarik), lalu diperiksa guru.

3.    TUJUAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif  mempunyai tiga tujuan yang hendak dicapai :
Ø  Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep yang sulit.
Ø  Pengakuan adanya keragaman
Model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
Ø  Pengembangan keterampilan sosial
Pembelajaran kooperatif dan kolaboratif bertujuan untuk mengembangkan keterampilan social siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif adalah berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok.

4.    PERBEDAAN DAN PERSAMAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF
a.      PERBEDAAN
Menurut robert (1995) ada beberapa aspek yang membedakan antara kooperativ dan kolaboratif yaitu sebagai berikut
Aspek pembeda
Kooperatif
kolaboratif
Siswa
Siswa menerima latihan dalam kemampuan bekerjasama dan sosial
Siswa sudah memiliki kemampuan bekerjasama dan sosial. Siswa membangun kemampuanya itu untuk mencapai tujuan pembelajaran
Aktifitas
Aktifitas distrukturkan, setiap pelajar memainkan peranan spesifik
Siswa berunding dan mengorganisasikan sendiri.
Guru
Guru memantau, mendengar, dan campur tangan dalam kegiatan kelompok jika perlu
Aktifitas kelompok tidak dipantau oleh guru. Jika timbul persoalan, siswa memecahkan sendiri dalam kelompoknya. Guru hanya membimbing kearah penyelesaian persoalan
Output
Ada hasil kerja kelompok yang akan dinilai guru
Draf kerja untuk disimpan siswa untuk kerja lanjutan
Penilaian
Siswa menilai prestasi indifidu dan kelompok dengan di bimbing oleh guru
Siswa menilai prestasi individu dan kelompok tanpa di bimbing oleh guru

b.      PERSAMAAN
Persamaan antara pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
1.      kedua strategi mementingkan pembelajaran aktif
2.       dalam situasi keduanya guru berperan sebagai fasilitaor
3.       keduanya menggunakan strategi memantapkan kemahiran kognitif
4.      dalam situasi keduanya pelajar di kehendaki memikul tanggung jawab atas pembelajaran diri sendiri
5.       keduanya menekankan siswa untuk dapt mendiskusikan ide mereka dan menyimpulkan ide mereka masing-masing dalam sebuah kelompok
6.      keduanya bertujuan meningkatkan interaksi sosial siswa

E.     FASE-FASE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Fase
Tingkah Laku Guru
Fase – 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase – 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase – 3
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase – 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase – 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasekan hasil kerjanya
Fase – 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu maupun kelompok
                                                                                                                             (Ibrahim, 2000: 10)
F.     MANFAAT MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF

Manfaat-manfaat model pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah, antara lain Linda Lundgren dalam Ibrahim (2000 : 18) adalah :
a.       Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
b.      Memperbaiki kehadiran
c.       Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
d.      Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
e.       Konflik antar pribadi berkurang
f.       Pemahaman yang lebih mendalam
g.      Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
h.      Hasil belajar lebih tinggi
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.
Ismail, 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Dirjen Dikdasmen Depdiknas
Lie, 2002. Cooperative Learning. Jakarta : PT Grasindo
Robert. 1995. “building bridges betwen cooperative and kolaborative learning”
Siberman, mel. 2009. Acrive Learning. Pustaka Instan Madani : Yogyakarta.
Sumarno, Alim. 2011. “Model pembelajaran kooperatif”.  http://blog.elearning.unesa.ac.id//alim-sumarno/model-pembelajaran-kooperatif. Diakses tanggal 6 Mei 2012
http:// www.teacherrock.net. Diakses tanggal 6 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar