Halaman

Rabu, 23 Agustus 2023

Pendidikan Andragogik

 Andragogik

Pendidikan andragogik adalah pendekatan dalam proses pembelajaran yang difokuskan pada orang dewasa. Konsep ini berbeda dari pendekatan pedagogik yang lebih umum diterapkan dalam pendidikan anak-anak dan remaja. Andragogi merupakan studi tentang bagaimana orang dewasa belajar dan mengembangkan diri, serta bagaimana cara merancang pendidikan yang efektif untuk mereka.

Berikut adalah beberapa karakteristik dan prinsip utama dari pendidikan andragogik:

  1. Orientasi pada Pemahaman Mandiri:
    • Orang dewasa cenderung lebih memotivasi diri mereka sendiri untuk belajar. Mereka ingin memahami relevansi dan manfaat belajar bagi kehidupan dan pekerjaan mereka.
  2. Pengalaman Hidup:
    • Pendidikan andragogik memanfaatkan pengalaman hidup orang dewasa sebagai sumber belajar yang berharga. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki orang dewasa menjadi titik awal pembelajaran.
  3. Tujuan yang Jelas dan Relevan:
    • Orang dewasa belajar dengan lebih baik ketika mereka memiliki tujuan yang jelas dan relevan. Mereka ingin tahu mengapa mereka perlu belajar suatu hal.
  4. Kemandirian dalam Pembelajaran:
    • Pendidikan andragogik mendorong kemandirian dalam belajar. Orang dewasa dianggap memiliki kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri.
  5. Kolaborasi dan Diskusi:
    • Pembelajaran melibatkan diskusi dan interaksi antara peserta didik dewasa. Berbagi pengalaman dan pengetahuan menjadi penting dalam proses pembelajaran.
  6. Penerapan Langsung:
    • Orang dewasa cenderung belajar dengan menerapkan pengetahuan langsung dalam situasi kehidupan nyata. Mereka ingin melihat bagaimana konsep belajar dapat diterapkan dalam konteks nyata.
  7. Keheterogenan Kelompok:
    • Peserta dewasa memiliki beragam latar belakang, pengalaman, dan kebutuhan. Pendidikan andragogik memperhatikan keberagaman ini dan merancang pembelajaran yang sesuai.
  8. Fleksibilitas:
    • Pendidikan andragogik bersifat fleksibel, memungkinkan peserta dewasa untuk belajar sesuai dengan jadwal dan cara yang paling cocok bagi mereka.
  9. Penggunaan Sumber Daya Dewasa:
    • Menghormati dan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta dewasa dalam proses pembelajaran.

Andragogi berfokus pada pendekatan pendidikan yang menghormati dan mengakui perbedaan antara pembelajaran orang dewasa dan anak-anak. Konsep ini dikembangkan oleh Malcolm Knowles dan telah membantu merumuskan pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik orang dewasa.

Mau tau tentang yang lainya? klik disini

Sumber: Knowles, M. S., Holton III, E. F., & Swanson, R. A. (2014). The Adult Learner: The Definitive Classic in Adult Education and Human Resource Development. Routledge.


Pendidikan Pedagogik

 Pedagogik

Pendidikan pedagogik adalah pendidikan yang berfokus pada pengembangan kompetensi dan keterampilan dalam mengajar. Ini adalah bentuk pendidikan yang bertujuan untuk melatih individu menjadi pendidik yang efektif, baik dalam konteks formal seperti sekolah dan perguruan tinggi, maupun dalam konteks informal seperti pelatihan dan pengembangan profesional.

Pendidikan pedagogik melibatkan pemahaman mendalam tentang teori pembelajaran, metode pengajaran, pengelolaan kelas, evaluasi pembelajaran, dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan proses mengajar dan belajar. Tujuan utamanya adalah untuk membekali calon pendidik dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif, inklusif, dan menarik.

Beberapa komponen penting dalam pendidikan pedagogik meliputi:

  1. Pemahaman tentang Pembelajaran: Memahami teori-teori pembelajaran dan bagaimana siswa memahami dan memproses informasi.
  2. Metode Pengajaran: Belajar tentang berbagai metode dan strategi pengajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik siswa.
  3. Pengelolaan Kelas: Belajar cara mengelola kelas, menjaga disiplin, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif.
  4. Evaluasi dan Penilaian: Memahami cara mengevaluasi kemajuan siswa dan efektivitas pembelajaran, serta mengembangkan instrumen penilaian yang relevan.
  5. Keterampilan Komunikasi: Mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik untuk berinteraksi dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja.
  6. Teknologi Pendidikan: Mengetahui bagaimana menggunakan teknologi dalam pembelajaran dan mengintegrasikannya ke dalam pengajaran.
  7. Diferensiasi Instruksional: Belajar tentang bagaimana menyusun pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan beragam siswa dengan gaya belajar dan tingkat kemampuan yang berbeda.

Pendidikan pedagogik sangat penting karena pendidik yang berkualitas memiliki dampak langsung pada pengalaman dan prestasi siswa. Pendidik yang terlatih dengan baik mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi siswa, membantu mereka mencapai potensi penuh mereka.


Mau tau tentang kurikulum yuk cari tau disini

Sumber: Darling-Hammond, L. (2017). Teacher education around the world: What can we learn from international practice? European Journal of Teacher Education, 40(3), 291-309.

#pedagogik #pembelajaran #pendidikan #

Penanganan Penyakit Hewan Ternak Potong

 

Langkah Pengendalian Penyakit Hewan Ternak Potong

Pengendalian penyakit pada hewan ternak potong sangat penting untuk menjaga kesehatan dan produktivitas peternakan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pengendalian penyakit hewan ternak potong:

1.      Identifikasi dan Diagnosa:

Penting untuk mengidentifikasi penyakit dengan cepat agar tindakan pengendalian dapat segera diambil. Segera hubungi ahli kesehatan hewan jika ada tanda-tanda penyakit yang mencurigakan pada hewan ternak potong. Diagnosa yang tepat akan memungkinkan pengenalan dan penerapan langkah-langkah pengendalian yang sesuai.

2.      Isolasi dan Karantina:

Segera isolasi hewan yang terinfeksi dari hewan lainnya untuk mencegah penyebaran penyakit ke hewan yang sehat. Karantina adalah langkah penting untuk mengisolasi hewan yang baru datang ke peternakan dan mencegah penyebaran penyakit dari hewan luar.

3.      Vaksinasi:

Vaksinasi adalah cara efektif untuk mencegah beberapa penyakit menular pada hewan ternak potong. Peternak harus mengikuti jadwal vaksinasi yang disarankan oleh ahli kesehatan hewan untuk melindungi hewan dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.

4.      Pengendalian Vektor:

Beberapa penyakit hewan ternak potong ditularkan oleh vektor, seperti nyamuk atau kutu. Mengendalikan vektor tersebut melalui penggunaan insektisida, pembersihan lingkungan peternakan, dan penempatan kandang yang sesuai dapat membantu mengurangi penyebaran penyakit.

5.      Kebersihan dan Sanitasi:

Pemeliharaan kebersihan dan sanitasi yang baik di lingkungan peternakan sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit. Bersihkan kandang dan peralatan secara teratur, pastikan sumber air bersih, dan hindari pengumpulan sampah yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan mikroorganisme penyebab penyakit.

6.      Penggunaan Antibiotik dan Obat-obatan:

Jika penyakit telah terdeteksi dan memerlukan pengobatan, penggunaan antibiotik dan obat-obatan harus dilakukan sesuai dengan anjuran ahli kesehatan hewan. Hindari penggunaan antibiotik secara berlebihan dan selalu ikuti petunjuk dosis dan penggunaan yang benar.

7.      Monitoring dan Rekam Medis:

Lakukan pemantauan kesehatan hewan secara rutin, termasuk suhu tubuh, berat badan, dan gejala penyakit lainnya. Pencatatan medis yang baik akan membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah kesehatan dan memungkinkan tindakan dini untuk pengendalian penyakit.

8.      Edukasi Peternak:

Berikan edukasi kepada peternak tentang praktik pengendalian penyakit yang baik dan pentingnya pencegahan penyakit. Pengetahuan yang baik akan membantu peternak mengenali tanda-tanda awal penyakit dan mengambil tindakan yang tepat.

Pengendalian penyakit pada hewan ternak potong adalah usaha yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek manajemen peternakan. Konsultasikan dengan ahli kesehatan hewan atau pihak yang berwenang dalam industri peternakan untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan dalam mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian yang efektif.

Penyakit Hewan Ternak Potong

 

Penyakit Dan Pengendalian Penyakit Hewan Ternak Potong

Hewan ternak potong rentan terhadap berbagai macam penyakit yang dapat mengancam kesehatan dan produktivitas mereka. Beberapa penyakit yang umum terjadi pada hewan ternak potong adalah sebagai berikut, beserta cara pengendalian yang dapat diambil:

1.      Penyakit Kuku dan Mulut (Foot-and-Mouth Disease):

Penyakit ini menyebabkan luka di kaki dan mulut hewan ternak potong, seperti sapi, domba, dan kambing. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan penurunan produksi daging atau susu. Pengendalian dilakukan dengan isolasi hewan yang terinfeksi, karantina, dan vaksinasi.

2.      Penyakit Anthrax:

Anthrax adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Hewan ternak potong, seperti sapi dan domba, dapat terinfeksi melalui konsumsi spora bakteri yang ada di tanah atau rumput. Pengendalian melibatkan vaksinasi hewan ternak dan kremasi hewan yang mati karena anthrax.

3.      Penyakit Brucellosis:

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Brucella spp. dan dapat menyebabkan keguguran pada ternak betina serta mengurangi produksi susu pada sapi. Pengendalian meliputi uji dan kandang hewan yang positif, serta vaksinasi dan karantina.

4.      Penyakit Campylobacteriosis:

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Campylobacter jejuni dan dapat menyebabkan diare pada hewan ternak potong. Pengendalian meliputi praktik sanitasi yang baik dan penggunaan antibiotik jika diperlukan.

5.      Penyakit Salmonellosis:

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella spp. dan dapat menyebabkan diare dan gangguan pencernaan pada hewan ternak potong. Pengendalian melibatkan kebersihan dan sanitasi yang baik di lingkungan peternakan, serta vaksinasi jika tersedia.

6.     6. Penyakit Leptospirosis:

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira spp. dan dapat menyebabkan keguguran pada ternak betina. Pengendalian meliputi vaksinasi dan karantina hewan yang terinfeksi.

Selain tindakan pengendalian di atas, penting juga untuk memantau kesehatan hewan ternak secara berkala, menjaga kebersihan dan sanitasi di lingkungan peternakan, serta melibatkan profesional kesehatan hewan dalam diagnosis dan pengobatan jika terjadi penyakit. Pencegahan adalah langkah terbaik dalam mengendalikan penyakit pada hewan ternak potong untuk menjaga kesehatan dan produktivitas peternakan yang optimal.

mau tau cara penanganan nya? yuk klik selanjutnya


#penyakit #hewan #ternak #potong #budidaya hewan ternak potong

Sistem Reproduksi Hewan Ternak Potong

 

Sistem Reproduksi Hewan Ternak Potong


Sistem reproduksi pada hewan ternak potong berbeda-beda tergantung pada jenis hewannya. Berikut adalah gambaran umum tentang sistem reproduksi pada beberapa hewan ternak potong yang umum:

    1 1 Sapi potong:

Sapi betina (sapi betina) memiliki siklus reproduksi yang disebut estrus atau birahi. Estrus adalah periode siklus reproduksi saat sapi betina siap untuk dikawinkan atau dibreeding. Siklus estrus pada sapi berlangsung sekitar 21 hari, tetapi dapat bervariasi tergantung pada individu. Pada saat estrus, sapi betina menunjukkan tanda-tanda fisik dan perilaku khas, seperti sikap yang gelisah, mencium-nium dan bersedia menerima penjantan (sapi jantan) untuk kawin.

Sapi jantan (sapi jantan) memiliki testis yang menghasilkan sperma dan berfungsi sebagai alat untuk membuahi telur sapi betina. Mereka dapat menghasilkan sperma sepanjang tahun dan dapat dikawinkan dengan sapi betina ketika berada dalam periode estrus.

 2.      Domba potong dan Kambing potong:

Domba betina (domba betina) dan kambing betina (kambing betina) juga memiliki siklus reproduksi yang disebut estrus atau birahi. Siklus estrus pada domba dan kambing berlangsung sekitar 17 hingga 22 hari, tergantung pada ras dan kondisi lingkungan.

Domba jantan (domba jantan) dan kambing jantan (kambing jantan) memiliki testis yang menghasilkan sperma. Seperti sapi, mereka dapat menghasilkan sperma sepanjang tahun dan siap untuk dikawinkan dengan domba atau kambing betina yang sedang dalam periode estrus.

 3.      Babi potong:

Babi betina (babi betina) memiliki siklus reproduksi yang lebih kompleks, dikenal sebagai siklus estrus, dan umumnya memiliki panjang siklus reproduksi sekitar 21 hari. Babi betina biasanya mengalami estrus selama 2 hingga 3 hari selama siklusnya. Mereka menunjukkan tanda-tanda estrus seperti perubahan perilaku, bengkak pada vulva, dan berdiri diam saat dipegang di punggungnya (refleks Lordosis).

Babi jantan (babi jantan) memiliki dua testis yang menghasilkan sperma. Babi jantan siap untuk dikawinkan dengan betina yang sedang dalam periode estrus.

Untuk mendapatkan keturunan yang sehat dan berkualitas, pengelolaan reproduksi pada hewan ternak potong sangat penting. Pengelolaan reproduksi meliputi pemantauan siklus estrus betina, pemilihan waktu yang tepat untuk pembreedingan, pemisahan jantan dan betina selama periode tertentu, dan perawatan khusus lainnya yang dapat meningkatkan tingkat keberhasilan reproduksi pada hewan ternak potong.

 4.      Sistem Reproduksi Pada Unggas Atau Ayam Potong

Sistem reproduksi pada unggas atau ayam potong memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan hewan ternak potong lainnya. Berikut adalah gambaran umum tentang sistem reproduksi pada ayam potong:

Ayam Betina (Ayam Betina):

Ayam betina atau ayam potong betina memiliki siklus reproduksi yang disebut dengan istilah ovulasi. Ayam betina akan melepaskan sel telur (ovum) dari ovariumnya, dan sel telur tersebut akan bergerak melalui saluran reproduksi (oviduct) untuk kemudian dibuahi oleh sperma. Proses ini berlangsung sekitar setiap 24 jam.

Ayam betina tidak memiliki periode estrus atau birahi seperti hewan ternak potong lainnya. Sebaliknya, mereka selalu siap untuk dikawinkan sepanjang tahun, kecuali ada gangguan kesehatan atau lingkungan tertentu.

Ayam Jantan (Ayam Jantan):

Ayam jantan atau ayam potong jantan memiliki peran dalam reproduksi dengan menghasilkan sperma yang diperlukan untuk membuahi sel telur ayam betina. Sperma diproduksi di testis ayam jantan dan akan disimpan dalam kantung semen (seminal vesicles) sebelum dikeluarkan selama kawin.

Ayam jantan memiliki ciri fisik yang berbeda dengan ayam betina, seperti memiliki jengger yang lebih besar dan berwarna cerah, bulu ekor yang lebih panjang, dan ukuran tubuh yang lebih besar daripada ayam betina.

Dalam usaha peternakan ayam potong, manajemen reproduksi yang baik sangat penting untuk meningkatkan produksi telur atau daging ayam. Beberapa praktik manajemen reproduksi pada peternakan ayam potong termasuk pengaturan cahaya dan suhu untuk mempengaruhi produksi telur, seleksi ayam jantan yang berkualitas, dan pemisahan antara ayam jantan dan betina untuk mengendalikan perkembang biakan.

mau tau tentang penyakit hewan ternak potong? selanjutnya


#reproduksiternak #ternak #hewan #potong

Pakan Hewan Ternak Potong

 Manfaat dan macam Pakan ternak


Pakan ternak adalah makanan atau nutrisi yang diberikan kepada hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan gizi dan memastikan pertumbuhan, produksi, dan kesehatan yang optimal. Penggunaan pakan ternak yang tepat dan berkualitas sangat penting dalam industri peternakan karena berdampak langsung pada produktivitas dan kesejahteraan hewan. Berikut adalah beberapa manfaat dan macam pakan ternak yang umum:

 1.      Pertumbuhan Optimal: Pakan yang mengandung nutrisi seimbang membantu hewan ternak tumbuh dengan baik dan mencapai berat badan yang diinginkan.

2.     Produksi Yang Tinggi: Pakan yang tepat dapat meningkatkan produksi hewan ternak, seperti produksi susu pada sapi, telur pada ayam, dan daging pada hewan ternak potong.

3.    Kesehatan: Pakan yang kaya akan vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya mendukung sistem kekebalan tubuh hewan ternak dan membantu mencegah penyakit.

Efisiensi Konversi Pakan: Pakan yang baik dapat membantu meningkatkan efisiensi konversi pakan menjadi produk (seperti susu, daging, atau telur), mengurangi biaya pakan, dan mengurangi dampak lingkungan.

Macam Pakan Ternak:

1.      Pakan Hijauan: Meliputi rumput, jerami, legum, dan bahan hijauan lainnya. Pakan ini sering digunakan untuk hewan ternak pemamah biak seperti sapi, domba, dan kambing.

2.      Pakan Konsentrat: Merupakan pakan yang kaya akan energi dan protein, seperti biji-bijian (misalnya jagung, kedelai, gandum) dan produk sampingan industri pertanian (misalnya bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil biji kapas).

3.      Pakan Ternak Fermentasi: Pakan ini telah mengalami proses fermentasi, seperti silase (fermentasi jerami atau rumput segar) atau tepung fermentasi, yang meningkatkan daya cerna nutrisi bagi hewan ternak.

4.      Pakan Suplemen: Pakan yang mengandung zat-zat tambahan, seperti vitamin, mineral, atau obat-obatan, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi khusus atau membantu mengatasi masalah kesehatan tertentu.

5.      Pakan Formula: Pakan yang telah dirumuskan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tertentu sesuai dengan fase pertumbuhan atau produksi hewan ternak.

6.      Pakan Limbah: Bahan pangan sisa dari industri pangan manusia yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, seperti limbah dari pabrik pengolahan makanan.

Penting untuk diketahui bahwa pemberian pakan ternak harus disesuaikan dengan jenis hewan, usia, fase produksi, dan kondisi kesehatan. Penggunaan pakan berkualitas dan pemberian pakan yang tepat akan memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan produktivitas hewan ternak, serta berkontribusi pada keberhasilan usaha peternakan.

untuk tau lebih lanjut yuk cari tau disini

#pakanternak #ternak #hewan #hewanpotong #pakan

Sistem Pencernaan Hewan Ternak Potong

 

Sistem Penceranaan Pada Hewan Ternak Potong

Sistem pencernaan pada hewan ternak potong berbeda-beda tergantung pada jenis hewannya. Secara umum, hewan ternak potong memiliki sistem pencernaan khusus yang memungkinkan mereka untuk mencerna dan mengolah pakan yang berbeda, terutama bahan pakan serat yang sulit dicerna oleh manusia. Berikut adalah gambaran umum tentang sistem pencernaan pada beberapa hewan ternak potong:

1.      Sapi potong:

Sapi adalah hewan pemamah biak atau herbivora, yang berarti mereka memiliki perut beruas-ruas. Sistem pencernaan sapi terdiri dari empat kompartemen utama, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Rumen adalah kompartemen utama di mana pakan awalnya ditampung dan difermentasi oleh mikroorganisme sebelum diproses lebih lanjut di kompartemen lainnya. Rumen memiliki peran penting dalam mencerna serat kasar yang ada dalam pakan hijauan dan jerami.

2.      Domba potong dan Kambing potong:

Seperti sapi, domba dan kambing juga termasuk hewan pemamah biak. Mereka memiliki sistem pencernaan empat kompartemen, mirip dengan sapi. Proses pencernaan pada domba dan kambing mirip dengan yang terjadi pada sapi, dengan fermentasi terjadi di rumen sebelum pakan diolah lebih lanjut di bagian-bagian lain dari sistem pencernaan.

 Selain itu, peran bakteri dan mikroorganisme dalam sistem pencernaan hewan ternak potong sangat penting, terutama pada hewan pemamah biak seperti sapi, domba, dan kambing. Mikroorganisme yang hidup di rumen membantu dalam mencerna serat kasar dan mengubahnya menjadi nutrisi yang dapat dicerna oleh hewan.

Penting untuk memberikan pakan yang sesuai dan kualitas yang baik agar hewan ternak potong dapat mencerna makanan dengan efisien dan menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Sistem pencernaan yang sehat dan berfungsi dengan baik memastikan hewan ternak potong tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga menghasilkan daging yang berkualitas bagi konsumsi manusia.

mau tau tentang macam dan manfaat pakan ternak cari tau disini

#hewanTernak #ternakhewan #ternak

Selasa, 22 Agustus 2023

Pengeringan Makan Olahan

Teknologi Pangan Proses Pengeringan Pangan Olahan


Metode Pengeringan Pangan Olahan

Teknologi pengolahan pangan dengan metode pengeringan adalah proses mengurangi kandungan air dalam bahan pangan untuk meningkatkan daya simpannya. Metode ini melibatkan penggunaan panas atau energi untuk menguapkan air yang terkandung dalam bahan pangan, sehingga menghasilkan produk yang lebih tahan lama dan memiliki berat yang lebih ringan. Proses pengeringan ini membantu mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dapat merusak bahan pangan dan mengurangi aktivitas enzim yang dapat mempengaruhi kualitas dan nutrisi bahan pangan.

Metode pengeringan dapat menggunakan berbagai teknologi dan peralatan, termasuk pengeringan surya (menggunakan energi matahari), pengeringan konvensional (menggunakan udara panas), pengeringan vakum (dilakukan di bawah tekanan rendah), pengeringan mikrogelombang (menggunakan gelombang mikro), serta pengeringan fluidized bed (memanfaatkan aliran udara panas dalam media tertentu).

Tujuan utama dari teknologi pengolahan pangan dengan metode pengeringan adalah untuk menjaga kualitas, nilai nutrisi, dan cita rasa bahan pangan, sambil mengurangi kandungan air hingga tingkat yang aman untuk penyimpanan jangka panjang. Metode pengeringan ini banyak digunakan dalam industri pangan untuk menghasilkan berbagai produk seperti buah kering, sayuran kering, daging asap, dan produk olahan lainnya.

Kadar air minimal setelah proses pengeringan pangan dapat bervariasi tergantung pada jenis bahan pangan yang sedang diolah, tujuan pengeringan, dan faktor-faktor lain seperti keamanan pangan dan kualitas produk akhir. Secara umum, tujuan dari proses pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air dalam bahan pangan hingga tingkat yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme dan mempertahankan daya simpan produk. Kadar air yang tepat setelah pengeringan akan bervariasi sesuai dengan jenis produk dan persyaratan industri.

Namun, sebagai panduan umum, beberapa kategori produk memiliki kadar air minimal yang umumnya diinginkan setelah proses pengeringan:

  1. Buah Kering: Kadar air minimal sekitar 15-20% adalah umum dalam buah kering. Kadar air pada tingkat ini membantu menjaga tekstur dan kualitas buah kering, sambil mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
  2. Sayuran Kering: Kadar air minimal untuk sayuran kering juga sekitar 5-15%, tergantung pada jenis sayuran. Sayuran kering pada kadar air ini biasanya memiliki daya simpan yang lebih lama.
  3. Daging Kering: Kadar air minimal untuk daging kering berkisar antara 10-20%. Kadar air pada tingkat ini membantu mempertahankan rasa dan tekstur daging, sambil mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
  4. Bahan Pokok Kering (contohnya sereal, biji-bijian): Kadar air minimal untuk bahan pokok kering umumnya sekitar 10% atau kurang. Kadar air rendah membantu menjaga kesegaran produk dan mencegah pertumbuhan jamur atau mikroba lainnya.
  5. Produk Olahan: Kadar air minimal untuk produk olahan seperti mie instan atau makanan ringan sering kali sekitar 2-5% atau bahkan lebih rendah.

Perlu diingat bahwa angka-angka di atas hanyalah panduan umum. Setiap produk dan industri dapat memiliki persyaratan kadar air yang spesifik berdasarkan faktor-faktor teknis dan keamanan pangan. Penting untuk mengacu pada pedoman dan regulasi industri yang berlaku serta melakukan pengujian untuk memastikan produk akhir memiliki kadar air yang tepat untuk tujuan penyimpanan dan konsumsi yang aman.


#teknologipangan #pengolahan #panganolahan #kering #makanankering

Sabtu, 19 Agustus 2023

Kurikulum

 Pengertian Kurikulum

Pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai apa yang akan dipelajari oleh siswa dalam suatu institusi pendidikan. Kurikulum mencakup berbagai elemen, seperti tujuan pendidikan, materi pembelajaran, metode pengajaran, penilaian, serta urutan dan struktur pembelajaran. Ini membentuk landasan bagi pengembangan program pendidikan di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi.

Sumber: Sehrawat, P. (2020). Curriculum Planning. [https://www.researchgate.net/publication/341545050_Curriculum_Planning].

Pentingnya Kurikulum Dalam Proses Pembelajaran

Kurikulum memiliki peran penting dalam proses pembelajaran karena mengatur dan membimbing bagaimana pengetahuan dan keterampilan disampaikan kepada siswa. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kurikulum penting dalam proses pembelajaran:

  1. Mengarahkan Pembelajaran: Kurikulum membantu guru dalam mengarahkan proses pembelajaran dengan menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas. Hal ini memastikan bahwa siswa memiliki pemahaman yang konsisten dan terstruktur tentang apa yang mereka pelajari.
  2. Keseragaman Pendidikan: Kurikulum membantu menciptakan keseragaman dalam pendidikan dengan memastikan bahwa semua siswa di berbagai sekolah atau institusi belajar memiliki akses ke pengetahuan dan keterampilan yang sama.
  3. Pengembangan Keterampilan: Kurikulum dirancang untuk mengembangkan berbagai keterampilan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Ini membantu siswa menjadi individu yang lebih terampil dan berdaya.
  4. Mengintegrasikan Nilai dan Etika: Kurikulum sering mencakup nilai-nilai dan etika yang dianggap penting oleh masyarakat. Ini membantu mengajarkan siswa tidak hanya pengetahuan akademis, tetapi juga norma-norma dan nilai-nilai yang relevan.
  5. Penyesuaian dengan Perubahan: Kurikulum dapat diperbarui untuk mencerminkan perkembangan baru dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan sosial. Ini memungkinkan pendidikan tetap relevan dan mutakhir.
  6. Mengukur Kemajuan Siswa: Kurikulum mencakup sistem penilaian yang membantu guru dan siswa melacak kemajuan belajar. Ini membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
  7. Memfasilitasi Inovasi: Melalui kurikulum, pendidik memiliki kesempatan untuk mengimplementasikan metode pengajaran inovatif dan pendekatan baru yang dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
  8. Menyediakan Panduan Bagi Guru: Kurikulum membantu guru merencanakan pengajaran mereka dengan memberikan panduan tentang apa yang harus diajarkan, bagaimana cara mengajar, dan bagaimana mengevaluasi hasil pembelajaran.

Dengan demikian, kurikulum menjadi dasar penting dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan relevan.

Sumber: UNESCO. (2005). Understanding Education Quality. [https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000133109].

 Unsur-Unsur Wajib Dalam Kurikulum

Unsur-unsur wajib dalam kurikulum dapat bervariasi tergantung pada tingkat pendidikan, negara, dan sistem pendidikan yang berlaku. Namun, umumnya, terdapat beberapa unsur yang sering dianggap penting dan wajib ada dalam sebuah kurikulum. Berikut ini adalah beberapa unsur-unsur wajib dalam kurikulum:

  1. Tujuan Pendidikan: Tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh siswa menjadi landasan dalam merancang kurikulum. Tujuan tersebut mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (nilai dan sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
  2. Materi Pembelajaran: Materi pembelajaran mencakup isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Materi ini harus relevan dengan tujuan pendidikan dan mencakup berbagai disiplin ilmu yang sesuai dengan tingkat pendidikan tertentu.
  3. Metode Pengajaran: Metode pengajaran merujuk pada cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Ini dapat mencakup ceramah, diskusi kelompok, proyek, praktikum, dan penggunaan teknologi pembelajaran.
  4. Penilaian dan Evaluasi: Unsur ini berkaitan dengan cara mengukur pemahaman dan kemajuan belajar siswa. Penilaian dapat berupa ujian, tugas, proyek, presentasi, dan sejenisnya. Evaluasi digunakan untuk mengevaluasi efektivitas kurikulum dan metode pengajaran.
  5. Waktu Pembelajaran: Penentuan alokasi waktu untuk setiap materi atau topik pembelajaran sangat penting. Hal ini membantu mengatur urutan pembelajaran dan memastikan bahwa seluruh materi dapat disampaikan dalam jangka waktu tertentu.
  6. Sumber Belajar: Sumber belajar mencakup buku teks, bahan bacaan, materi online, dan sumber lain yang digunakan oleh siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
  7. Lingkungan Pembelajaran: Lingkungan pembelajaran mencakup kondisi fisik dan sosial di mana proses pembelajaran berlangsung. Lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi pembelajaran sangat penting untuk mencapai hasil yang baik.
  8. Nilai dan Etika: Aspek nilai dan etika yang ingin ditanamkan kepada siswa juga harus menjadi bagian dari kurikulum. Ini membantu membentuk karakter dan sikap positif siswa.
  9. Pengembangan Keterampilan: Kurikulum juga seharusnya mencakup pengembangan keterampilan akademis, keterampilan sosial, dan keterampilan hidup yang relevan dengan dunia nyata.
  10. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat: Unsur ini dapat mencakup cara melibatkan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan, serta bagaimana pendidikan dapat berkaitan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.

Namun, penting untuk diingat bahwa unsur-unsur ini dapat bervariasi dalam berbagai konteks dan pendekatan pendidikan. Setiap sistem pendidikan memiliki kebijakan dan prioritas yang berbeda dalam merancang kurikulum.

Sumber: UNESCO. (2017). Module 4: Curriculum Planning, Implementation, and Evaluation. [https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000247447].

Mau tau tentang pedagogik, yuk klik disini

#kurikulum #pembelajaran #pendidikan #

 

Macam Teknologi Pengolahan Pangan

 Terdapat berbagai macam cara pengolahan hasil pangan yang dapat dilakukan, tergantung pada jenis bahan baku dan tujuan akhirnya. Berikut beberapa contoh macam-macam cara pengolahan hasil pangan:

  1. Pengeringan: Proses penghilangan kadar air dari bahan pangan untuk mencegah pembusukan dan memperpanjang umur simpan. Contohnya adalah pengeringan buah menjadi keringan buah.
  2. Pengawetan: Penggunaan metode seperti pengasapan, penggaraman, pengasaman, atau penggunaan bahan pengawet alami untuk menjaga kualitas dan daya simpan makanan.
  3. Pengolahan Panas: Termasuk perebusan, perebusan cepat (blanching), pasteurisasi, dan pemanasan tinggi (sterilisasi). Metode ini membantu membunuh mikroorganisme patogen dan memperpanjang umur simpan makanan.
  4. Pengolahan Fermentasi: Proses biokimia di mana mikroorganisme seperti bakteri, ragi, atau jamur digunakan untuk mengubah komponen bahan pangan, seperti gula, menjadi produk baru dengan rasa, aroma, dan tekstur yang berbeda.
  5. Pengolahan Mekanis: Termasuk pemotongan, penggilingan, dan penghancuran untuk mengubah bentuk bahan pangan. Contohnya adalah penggilingan gandum menjadi tepung.
  6. Pengolahan Kimia: Penggunaan bahan kimia seperti asam dan enzim untuk mengubah sifat bahan pangan, misalnya dalam proses pemanisan.
  7. Pengolahan Minyak dan Lemak: Ekstraksi minyak dari biji-bijian atau buah-buahan, seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.
  8. Pengemasan: Proses mengemas produk dalam wadah atau kemasan tertentu untuk melindungi dari kontaminasi dan menjaga kesegaran.
  9. Pengolahan Susu: Proses pasteurisasi, homogenisasi, dan fermentasi dalam pembuatan produk susu seperti yoghurt dan keju.
  10. Pengolahan Daging: Termasuk proses seperti pemotongan, pengawetan, pengasapan, dan penggilingan dalam pembuatan berbagai produk olahan daging.
  11. Pengolahan Buah dan Sayuran: Pembuatan produk seperti jus, selai, sari buah, kalengan, atau produk beku dari buah-buahan dan sayuran.
  12. Pengolahan Seafood: Termasuk penggilingan, pengawetan dingin, pengasapan, dan pengalengan dalam produksi produk laut olahan.
  13. Pengolahan Grain dan Cereal: Proses penggilingan dan pengolahan biji-bijian menjadi produk seperti tepung atau sereal.
    suatu bahan pangan dapat menggunakan lebih dari satu macam teknologi pengolahan begitu pula sebaliknya, satu macam teknologi pengolahan pangan dapat digunakan lebih dari satu bahan pangan. oleh karenanya perlu untuk dipaham macam teknologi pengolahan pangan dan karakteristik bahan pangan...