LEUKEMIA

Leukemia

Disusun oleh  (Kelompok 4)

¢    Niken Syaroh Purwasih  (10008139)

¢    Nina Novita Sari  (10008142)

¢    Budi Susanto  (10008144)

¢    Windi Septa Riandi       (10008146)

¢    Aprilia Eka Prihartini     (10008147)

¢    Freni Rizki Yanti  (10008148)

¢    Penti Chesillia Vitanovi  (10008149)

¢    Pamula Guruh Prastiwa  (10008150)

¢    Febtika Wulaningrum  (10008152)

Pendahuluan

Leukemia berasal dari bahasa yunani  leukos-putih dan  Haima-darah

Leukemia terjadi ketika sel darah bersifat kanker yakni membelah tak terkontrol dan mengganggu pembelahan sel darah normal.

Faktor yang mempengaruhi frekuensi terjadinya leukemia

Radiasi radiologi è terapi radasi, diagnosis sinar-x, contoh saat pemboman di Hiroshima dan Nagasaki

Leukemogenik è Penggunaan za-zat kimia tertentu seperti benzena, bahan kimia industri seperti insektisida, obat-obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

Virus èretrovirus, virus HTLV (T-cell Leukemia Viruses) I dan II

Herediter è penyakit menurun, seperti sindrom down.

Merokok è meningkatkan resiko acute myeloid leukemia.

KLASIFIKASI LEUKEMIA

Leukemia akut   à cepat, mematikan, dan membunuh

Leukemia kronis  à tidak begitu cepat, harapan hidup lebih lama

Berdasarkan jenis sel :

ØLeukemia limfositik akut (LLA)

   merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organomegali (pembesaran alat-alat dalam) dan kegagalan organ

ØLeukemia mielositik akut (LMA)

Ømerupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid

ØLeukemia limfositik kronis (LLK)

  suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T)

ØLeukemia mielositik kronis (LMK)

  adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang

Kerusakan pada sumsum tulangè peningkatan sel darah putih.

Kurangnya produksi trombosit darahè akibat mudah memar,pendarahan berlebihan,kekurangan darah.

Kelainan fungsional sel darah merah.

Menghambat produksi sel darah merahèkekurangan oksigen,sesak,pucat.

Dapat menyerang sel saraf pusat.

Gejala Leukemia

Anemia

Pendarahan

Terserang  infeksi

Nyeri tulang dan persendian

Nyeri perut

Pembengkakan pada kelenjar Lympa

Kesulitan bernafas

Gejala klinis ....

Leukemia Limfositik Akutèkegagalan sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia dan femur.

Leukemia Mielositik Akut è rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Leukosit sangat tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri dada dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu hiperurisemia dan hipoglikemia.

Leukemia Limfositik KronikèSekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin parah sejalan dengan perjalanan penyakitnya.

Leukemia Granulositik/Mielositik KronikèMemiliki 3 fase yaitu

§fase kronikè hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit berlangsung lama

§fase akselerasiè keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis dan demam yang disertai infeksi.

§Fase krisis blastè kloroma (tumor yang berisi granulosit) bisa tumbuh di kulit, tulang, otak dan kelenjar getah bening.

                                                   Pencegahan leukimia.

Pencegahan primer:

Pengendalian Terhadap Pemaparan Sinar Radioaktif

Pengendalian Terhadap Pemaparan Lingkungan Kimia

Mengurangi frekuensi merokok

Pemeriksaan Kesehatan Pranikah

Pencegahan sekunder è menghentikan perkembangan penyakit atau cedera menuju suatu perkembangan ke arah kerusakan.

a. Diagnosis Dini

  è Pemeriksaan fisik

  è Pemeriksaan Penunjangè pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan sumsum tulang,

b. Penatalaksaanaan Medis

  è Kemoterapi: Kemoterapi pada penderita LLA, Kemoterapi pada penderita LMA, Kemoterapi pada penderita LLK, Kemoterapi pada penderita LGK/LMK,

  è Radioterapi

  èTransplantasi sumsum tulang

  è Terapi Suportif

Pencegahan Tersier

èUntuk membatasi atau menghalangi perkembangan kemampuan, kondisi, atau gangguan sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang membutuhkan perawatan intensif.

èSalah satu perawatan yang diberikan yaitu perawatan paliatif dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit. Selain itu perbaikan di bidang psikologi, sosial dan spiritual

                                                                    KESIMPULAN

Gejala dari penyakit leukemia diantara anemia, pendarahan, terserang infeksi, nyeri tulang persendian, nyeri perut, pembengkakan kelenjar lympa, dan kesulitan bernafas (Dyspnea).

Faktor resiko juga bisa berbeda untuk tipe leukemia yang seperti radiasi (meliputi ledakan bom atom, terapi radiasi, diagnosis dengan sinar-x), merokok, benzene, chemotherapy, down syndrome dan penyakit keturunan tertentu lainnya, myelodysplastic syndrome dan kelainan darah tertentu lainnya, Virus Human T-cell leukemia type I (HTLV-I), serta riwayat keluarga menderita leukemia.

Pencegahannya ada 3 cara yaitu primer, sekunder, dan tersier.