Halaman

Rabu, 20 Juni 2012

Model Pembelajaran kecakapan Hidup


Model Pembelajaran kecakapan Hidup


Pengertian Kecakapan Hidup (Life Skill)
            Menurut Direktur Pendidikan Menengah Umum Dit. Dikmenum 2002, berpendapat bahwa: ’Kecakapan hidup (life  skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani  menghadapi  problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya’.
            Rana Baskara, berpendapat bahwa: ‘kecakapan hidup adalah  kecakapan  yang  meliputi  kecakapan  yang  diperlukan  untuk  hidup  dalam kehidupan dan penghidupan seseorang’.


Klasifikasi Kecakapan Hidup
            Kecakapan  hidup  terbagi  dalam  dua kelompok besar, yaitu :
      General life  skill
      Spesifik  life  skill
      1. General life skill
            General life  skill atau kecakapan hidup yang  bersifat umum adalah kecakapan proses  yang bersifat  generik, yang merupakan  kecakapan  yang  dipersyaratkan untuk  dimiliki  agar  manusia  dapat  menguasai  dan  memiliki  kecakapan keahlian  yang  dibutuhkan  dunia  kerja untuk  mendapatkan  perolehan  hidup.
            Menurut Hari Suderajat  General life skill  terdiri dari:
      Kecakapan  mengenal  diri (self  awareness ) atau kecak apan  personal
      Kecakapan berfikir rasional ( thinking skill ) terdiri dari:
      Kecakapan social ( social skill ) terdiri dari:

2. Spesifik  life  skill
            Kecakapan  hidup  yang  bersifat  khusus  biasanya disebut juga sebagai  keterampilan  teknis  ( technical competencies ) yang  terkait dengan metoda dan isi mata pelajaran atau mata diklat tertentu, mencakupi:
      Kecakapan  akademik  ( academic  skill )  sering  juga  disebut  kemampuan berfikir  ilmiah
      Kecakapan Vokasional (vocational skill ) yang disebut juga dengan keterampilan kejuruan
Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup
      Secara umum

è Memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang.
      Secara khusus
(1)   mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang dihadapi,
(2)   memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan
(3)   mengoptimalisasikan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberikan peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.
Model Pembelajaran Kecakapan
            Model  pembelajaran  berorientasi   life  skill   adalah  suatu  bentuk  kegiatan pembelajaran  yang  mengarahkan  siswa  untuk  memperoleh  kecakapan  hidup seperti  kecakapan  personal,  kecakapan  sosial,  dan  kecakapan  akademik.
      Sintaks dari Model Pembelajaran Berorientasi life skill adalah  sebagai berikut:
      Tahap Orientasi
      Perbuatan untuk Memperoleh Pengalaman/Memunculkan Masalah
      Interaksi
      Komunikasi
      Refleksi
Peran Guru Dalam Pendidikan Kecakapan Hidup
            Peran  utama  guru  yang  perlu  dijalankan  dalam  rangka  pendidikan kecakapan hidup adalah  sebagai pencipta lingkungan  pembelajaran  yang kondusif bagi  tumbuh  kembangnya  masyarakat  dalam  menguasai  kecakapan  hidup.  Hal  ini disebabkan nilai dan makna yang  terkandung dalam kecakapan khususnya  general life  skill  tidak  dapat  didoktrinisasi  melainkan  ditularkan  lewat  suasana contextual  melalui contoh-contoh yang terjadi dalam proses antara guru dengan peserta didik.
      Implementasi Model Pembelajaran Kecakapan
            Implementasi pendidikan kecakapan hidup dapat mempertimbangkan beberapa model, antara lain adalah:
(1)   Model Integratif,
è Implemetasi pendidikan kecakapan hidup melekat dan terpadu dalam program-program kurikuler, kurikulum yang ada, dan atau mata pelajaran yang ada. Berbagai program kurikuler dan mata pelajaran yang ada seharusnya bermuatan atau berisi kecakapan hidup. Model ini memerlukan kesiapan dan kemampuan tinggi dari sekolah, kepala sekolah, dan guru mata pelajaran
(2)model komplementatif,
è  implementasi pendidikan kecakapan hidup dimasukkan dan atau ditambahkan ke dalam program pendidikan kurikuler dan struktur kurikulum yang ada bukan mata pelajaran.
(3)model diskrit
èimplementasi pendidikan kecakapan hidup dipisahkan dan dilepaskan dari program-program kurikuler, kurikulum reguler, dan atau mata pelajaran (pembelajaran kurikuler). Pelaksanaannya dapat berupa pengembangan program kecakapan hidup yang dikemas dan disajikan secara khusus kepada peserta didik. Penyajiannya bisa terkait dengan program kokurikuler atau bisa juga berbentuk program ekstrakurikuler
(4). Model kooperatif
èModel pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa untuk mengembangkan, membangun, dan berlatih menggunakan kecakapan personal dan sosial berulang-ulang. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama.
      Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kecakapan
           
Kelebihan dalam model pembelajaran kecakapan, antara lain :
      Siswa akan berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
      Siswa  mengalami  proses  untuk  mendapatkan  konsep,  rumusan  atau keterangan tentang sesuatu sehingga siswa dapat memahaminya. 
       Dapat  memungkinkan  siswa  mengembangkan  sikap  ilmiahnya  dan  dapat merangsang rasa ingin tahu pada diri siswa.
      Siswa  akan  memperoleh  pengertian  yang  benar-benar  dihayati  karena siswa sendiri menemukan konsep atau  generalisasi  dari hasil pekerjaannya sendiri.
      Dapat  memunculkan  pengertian  siswa  tentang  suatu    konsep  atau  prinsip lebih  mantap  sehingga  memungkinkan siswa  untuk  dapat  menerapkannya dalam masalah lain yang relevan.
      Siswa dilatih dalam kegiatan  yang diperlukan oleh seorang sains.
      Kemungkinan  yang  besar  siswa  dalam  dapat  memanfaatkan  lingkungan secara maksimal sebagai sumber belajar.

Kelemahan dalam pendekatan keterampilan proses:
      Pelaksanaan  kegiatan  ini  memakan  waktu  lama  dan  belum  ada  kepastian bahwa siswa akan tetap bersemangat.
      Tingkat  kesiapan  intelektual  siswa  harus  diperhitungkan  sebab  akan mempengaruhi hasilnya  serta  tidak semua siswa dapat diharapkan  menjadi penemu.
      Kelas  harus  lebih  kecil,  jumlah  siswanya  harus  sedikit  sebab  setiap individu memerlukan perhatian.
      Perencanaan  harus  benar-benar  teliti  agar  mudah  dikerjakan  oleh  siswa serta menjamin keselamatan kerja siswa.
      Sulit membawa siswa untuk turut aktif ambil bagian secara merata
      Kurang  ada  jaminan bahwa  setiap  individu  akan sampai  pada tujuan  yang telah diharapkan.

TERIMA KASIH
      Sumber Inspirasi
      Baskara, Rana. (2003). Life Skill Education dalam Persfektif Mikro. Bandung: Depdiknas Jabar.
      Depdiknas. 2002. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup. Buku I, II, dan    III. Jakarta : Depdiknas.
      Komariah, Aan. 2005. Visonary Leadership. Jakarta : Bumi Aksara.
      Purwanto, Ngalim. 2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT Remaja       Rosdakarya Bandung.
      Rohita. 2007. Jurnal Strategi pembelajaran kecakapan hidup           http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CBwQ            FjAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.unnes.ac.id%2Findex.php%2Fedukasi%2Farticle%2F      download%2F968%2F905&ei=ihKjT_O1OIfyrQeO743dDQ&usg=AFQjCNHRTAG2Wyj4X            OIzTzRDbWDhq7O5PQ&sig2=7P2fVOo1lS4fzcqWQQ-Vmw. Diakses tanggal  05 Mei             2012.
      Saryono, Djoko. 2002. Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsepsi dan Implementasinya di   Sekolah. Makalah dalam Workshop Pengembangan Sistem Pendidikan Dasar dan       Menengah Berorientasi Kecakapan Hidup di Jawa Timur, 11 November 2002,    Universitas Negeri Malang.
      Slamet. 2009. Jurnal Pendidikan Kecakapan Hidup. http://www.infodiknas.com/pendidikan-       kecakapan-hidup-konsep-dasar-2/. diakses tanggal 05 Mei 2012.
      Tim BBE. (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan Berbasis          Luas. Jakarta: Depdiknas 22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar