Model Pembelajaran kecakapan Hidup
Pengertian Kecakapan Hidup (Life Skill)
Menurut Direktur Pendidikan Menengah
Umum Dit. Dikmenum 2002, berpendapat bahwa: ’Kecakapan hidup (life skill) adalah kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar
tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya’.
Rana Baskara, berpendapat bahwa:
‘kecakapan hidup adalah kecakapan yang
meliputi kecakapan yang
diperlukan untuk hidup
dalam kehidupan dan penghidupan seseorang’.
Klasifikasi
Kecakapan Hidup
Kecakapan hidup
terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
•
General life
skill
•
Spesifik
life skill
•
1. General life skill
General
life skill atau kecakapan
hidup yang bersifat umum adalah
kecakapan proses yang bersifat generik, yang merupakan kecakapan
yang dipersyaratkan untuk dimiliki
agar manusia dapat
menguasai dan memiliki
kecakapan keahlian yang dibutuhkan
dunia kerja untuk mendapatkan
perolehan hidup.
Menurut
Hari Suderajat General life skill terdiri dari:
•
Kecakapan mengenal
diri (self awareness )
atau kecak apan personal
•
Kecakapan
berfikir rasional ( thinking skill ) terdiri dari:
•
Kecakapan
social ( social skill ) terdiri dari:
2. Spesifik
life skill
Kecakapan hidup
yang bersifat khusus
biasanya disebut juga sebagai
keterampilan teknis ( technical competencies ) yang terkait dengan metoda dan isi mata pelajaran
atau mata diklat tertentu, mencakupi:
•
Kecakapan akademik
( academic skill ) sering
juga disebut kemampuan berfikir ilmiah
•
Kecakapan
Vokasional (vocational skill ) yang disebut juga dengan keterampilan
kejuruan
Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup
•
Secara umum
è Memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya,
yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya
di masa datang.
•
Secara khusus
(1)
mengaktualisasikan
potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problema yang
dihadapi,
(2)
memberikan
kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel,
sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas, dan
(3)
mengoptimalisasikan
pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah, dengan memberikan peluang
pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen
berbasis sekolah.
Model
Pembelajaran Kecakapan
Model pembelajaran
berorientasi life skill
adalah suatu bentuk
kegiatan pembelajaran yang mengarahkan
siswa untuk memperoleh
kecakapan hidup seperti kecakapan
personal, kecakapan sosial,
dan kecakapan akademik.
•
Sintaks
dari Model Pembelajaran Berorientasi life skill adalah sebagai berikut:
•
Tahap
Orientasi
•
Perbuatan
untuk Memperoleh Pengalaman/Memunculkan Masalah
•
Interaksi
•
Komunikasi
•
Refleksi
Peran Guru Dalam
Pendidikan Kecakapan Hidup
Peran utama
guru yang perlu
dijalankan dalam rangka
pendidikan kecakapan hidup adalah
sebagai pencipta lingkungan
pembelajaran yang kondusif
bagi tumbuh kembangnya
masyarakat dalam menguasai
kecakapan hidup. Hal
ini disebabkan nilai dan makna yang
terkandung dalam kecakapan khususnya general life
skill tidak dapat
didoktrinisasi melainkan ditularkan
lewat suasana contextual melalui contoh-contoh yang terjadi dalam proses
antara guru dengan peserta didik.
•
Implementasi Model
Pembelajaran Kecakapan
Implementasi pendidikan kecakapan hidup dapat
mempertimbangkan beberapa model, antara lain adalah:
(1)
Model
Integratif,
è Implemetasi pendidikan kecakapan hidup melekat dan
terpadu dalam program-program kurikuler, kurikulum yang ada, dan atau mata
pelajaran yang ada. Berbagai program kurikuler dan mata pelajaran yang ada
seharusnya bermuatan atau berisi kecakapan hidup. Model ini memerlukan kesiapan
dan kemampuan tinggi dari sekolah, kepala sekolah, dan guru mata pelajaran
(2)model komplementatif,
è implementasi
pendidikan kecakapan hidup dimasukkan dan atau ditambahkan ke dalam program
pendidikan kurikuler dan struktur kurikulum yang ada bukan mata pelajaran.
(3)model diskrit
èimplementasi pendidikan kecakapan hidup dipisahkan dan
dilepaskan dari program-program kurikuler, kurikulum reguler, dan atau mata
pelajaran (pembelajaran kurikuler). Pelaksanaannya dapat berupa pengembangan
program kecakapan hidup yang dikemas dan disajikan secara khusus kepada peserta
didik. Penyajiannya bisa terkait dengan program kokurikuler atau bisa juga
berbentuk program ekstrakurikuler
(4). Model
kooperatif
èModel pembelajaran
kooperatif memungkinkan siswa untuk mengembangkan, membangun, dan berlatih
menggunakan kecakapan personal dan sosial berulang-ulang. Pembelajaran
kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan beberapa
kecakapan hidup yang disebut sebagai kecakapan berkomunikasi dan kecakapan
bekerja sama.
•
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Kecakapan
Kelebihan dalam model pembelajaran kecakapan, antara lain :
•
Siswa
akan berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
•
Siswa mengalami
proses untuk mendapatkan
konsep, rumusan atau keterangan tentang sesuatu sehingga
siswa dapat memahaminya.
•
Dapat
memungkinkan siswa mengembangkan
sikap ilmiahnya dan
dapat merangsang rasa ingin tahu pada diri siswa.
•
Siswa akan
memperoleh pengertian yang
benar-benar dihayati karena siswa sendiri menemukan konsep
atau generalisasi dari hasil pekerjaannya sendiri.
•
Dapat memunculkan
pengertian siswa tentang
suatu konsep atau
prinsip lebih mantap sehingga
memungkinkan siswa untuk dapat
menerapkannya dalam masalah lain yang relevan.
•
Siswa
dilatih dalam kegiatan yang diperlukan
oleh seorang sains.
•
Kemungkinan yang
besar siswa dalam
dapat memanfaatkan lingkungan secara maksimal sebagai sumber
belajar.
Kelemahan dalam pendekatan keterampilan
proses:
•
Pelaksanaan kegiatan
ini memakan waktu
lama dan belum
ada kepastian bahwa siswa akan
tetap bersemangat.
•
Tingkat kesiapan
intelektual siswa harus
diperhitungkan sebab akan mempengaruhi hasilnya serta
tidak semua siswa dapat diharapkan
menjadi penemu.
•
Kelas harus
lebih kecil, jumlah
siswanya harus sedikit
sebab setiap individu memerlukan
perhatian.
•
Perencanaan harus
benar-benar teliti agar
mudah dikerjakan oleh
siswa serta menjamin keselamatan kerja siswa.
•
Sulit
membawa siswa untuk turut aktif ambil bagian secara merata
•
Kurang ada
jaminan bahwa setiap individu
akan sampai pada tujuan yang telah diharapkan.
TERIMA KASIH
•
Sumber Inspirasi
•
Baskara,
Rana. (2003). Life Skill Education dalam Persfektif Mikro. Bandung:
Depdiknas Jabar.
•
Depdiknas.
2002. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup. Buku I, II, dan III. Jakarta : Depdiknas.
•
Komariah, Aan.
2005. Visonary Leadership. Jakarta : Bumi Aksara.
•
Purwanto, Ngalim.
2009. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Bandung.
•
Rohita. 2007. Jurnal
Strategi pembelajaran kecakapan hidup http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CBwQ FjAA&url=http%3A%2F%2Fjournal.unnes.ac.id%2Findex.php%2Fedukasi%2Farticle%2F download%2F968%2F905&ei=ihKjT_O1OIfyrQeO743dDQ&usg=AFQjCNHRTAG2Wyj4X OIzTzRDbWDhq7O5PQ&sig2=7P2fVOo1lS4fzcqWQQ-Vmw. Diakses tanggal 05 Mei 2012.
•
Saryono, Djoko.
2002. Pendidikan Kecakapan Hidup: Konsepsi dan Implementasinya di Sekolah. Makalah dalam Workshop
Pengembangan Sistem Pendidikan Dasar dan Menengah
Berorientasi Kecakapan Hidup di Jawa Timur, 11 November 2002, Universitas Negeri Malang.
•
Slamet.
2009. Jurnal Pendidikan Kecakapan Hidup.
http://www.infodiknas.com/pendidikan- kecakapan-hidup-konsep-dasar-2/.
diakses tanggal 05 Mei 2012.
•
Tim
BBE. (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup Melalui Pendekatan
Berbasis Luas. Jakarta:
Depdiknas 22.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar