Halaman

Minggu, 17 Juni 2012

PMS


Penyakit Menular Seksual

(Acquired Immune Deficiency Syndrome AIDS)

Oleh kelompok 2

Alifia Bintan N  (10008135)
Aprilia Eka P  (10008147)
Aulia Rizkyana  (10008155)
Rokhayati  (10008161)
Eva Liana   (10008106)
Reni Wulan Okta V  (08008034)
Mukhtar  (10008126)
Sri Waljiati  (10008169)

Pengertian pms

Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang menyerang manusia melalui transmisi hubungan seksual, seks oral, dan seks anal. PMS ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran dan menyusui. Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.


Gejala-gejala pms

Pada laki-laki

1.Terlihat bintik-bintik berisi cairan,borok,atau lecet pada daerah sekitar kelamin
2.Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin
3.Adanya kutil yang tumbuh seperti jengger ayam
4.Rasa gatal yang sangat hebat di sekitar kelamin
5.Sakit luar biasa saat kencing
6.Kencing nanah/darah dengan bau busuk
7.Bengkak panas nyeri pada pangkal paha yang akhirnya menjadi borok
8.Kehilangan berat badan secara drastis,diare berkepanjangan, dan berkeringat saat malam

Pada perempuan

1. Rasa sakit atau nyeri saat kencing atau saat
     berhubungan seksual
2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah
3. Keluarnya lendir pada vagina
4. Keputihan berwarna putih susu, bergumpal, dan
5. disertai rasa gatalpada kelamin.
6. Keputihan berbusa dan berbau busuk
7. Bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.

Macam-macam pms

1.Trikomoniasis Vaginali
2.Kandidadis Vagina
3.Kutil Kelamin
4.HIV/AIDS
5.Gonorea (GO)
6.Herpes genetal
7.Raja singa (sifilis)
8.Klamidia

AIDS
AIDS è  Acquired Immune Deficiency Syndrome
  merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi HIV.

Penyebab AIDS
Penyebab AIDS adalah sejenis virus yang tergolong Retrovirus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Virus ini pertama kali diisolasi oleh Montagnier dan kawan-kawan di Prancis pada tahun 1983 dengan nama Lymphadenopathy Associated Virus (LAV), sedangkan Gallo di Amerika Serikat pada tahun 1984 mengisolasi (HIV) III. Kemudian atas kesepakatan internasional pada tahun 1986 nama virus dirubah menjadi HIV.

Bentuk hiv
Secara mortologis HIV terdiri atas 2 bagian besar yaitu bagian inti (core) dan bagian selubung (envelop)
Bagian inti berbentuk silindris tersusun atas dua untaian RNA (Ribonucleic Acid). Enzim reverce transcriptase dan beberapa jenis prosein. Bagian selubung terdiri atas lipid dan glikoprotein

Gejala AIDS

Tahap 1
  Pada tahap awal infeksi HIV biasanya tidak terlihat gejala. Meskipun dilakukan tes darah, maka hasilnya tidak akan menunjukan bahwa orang tersebut telah terinfeksi HIV, karena antibodi anti-HIV baru akan terbentuk setelah 3 bulan infeksi terjadi. Artinya, bila seseorang melakukan tes darah segera setelah ia melakukan hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS maka hasilnya akan negatif.

Tahap 2
  Penderita akan mengalami sakit yang tidak terlalu parah. Pada tahap ini virus berkembang dalam sel darah putih dan menghancurkannya. Saat hampir semua sel dihancurkan, sistem kekebalan tubuh juga ikut hancur, dan tubuh juga menjadi lemah. Selama periode ini, ODHA (orang dengan HIV/AIDS)  hanya memperlihatkan gejala yang sedang-sedang saja, seperti pembengkakan nodus limfa (menandakan aktivitas virus sedang berlangsung), demam, kehilangan berat badan secara drastis, bintik berwarna keunguan, dan kelelahan yang berkepanjangan.

Tahap 3
  Gejala penyakit sudah semakin parah karena virus HIV hampir menghancurkan seluruh sistem kekebalan tubuh. Tubuh akan mengalami kesulitan, bahkan tidak mampu lagi untuk melawan bakteri. Inilah fase seseorang mengidap AIDS. Selain itu, penderita juga dapat terkena sejenis kanker yang disebut Sarkoma Kaposi (gambar disamping). Pada umumnya, AIDS tidak akan membunuh penderitanya, tetapi infeksi penyakit lain dan kankerlah yang melakukannya. Pengidap HIV/AIDS yang terkena flu akan lebih terancam jiwanya, dibandingkan dengan orang lain yang tidak mengidap HIV/AIDS.

Transmisi Seksual ( Penularan ini berhubungan dengan semen dan cairan vagina atau serik. )
  - homoseksual
  -heteroseksual

Transmisi Non Seksual
  1. Transmisi Parenral (jarum suntik, transfusi darah)
  2. Transmisi Transplasental (dari ibu yang mengidap penyakit aids)

Masa inkubasi hiv

Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai dengan menunjukkan gejala-gejala AIDS.
Masa antara terinfeksinya HIV dengan timbulnya gejala-gejala penyakit (masa inkubasi) adalah 6 bulan sampai lebih dari 10 tahun, rata-rata 21 bulan pada anak-anak dan 60 bulan pada orang dewasa.
Pada fase ini terdapat masa dimana virus HIV tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan laboratorium kurang lebih 3 bulan sejak tertular virus HIV menunjukkan gejala-gejala klinis.
Selama masa inkubasi penderita HIV sudah berpotensi untuk menularkan virus HIV kepada orang lain dengan berbagai cara sesuai pola transmisi virus HIV.

Perjalanan Klinis AIDS

STADIUM I: Acute Retroviral Syndrome
STADIUM II: Window period
STADIUM III: Periode laten/ asimtomatik
STADIUM IV: Fase infeksi oportunistik

Diagnosis HIV/AIDS

ELISA ( Enzime-Linked Immunosorben Assay)
Western blot
IFA ( indirect fluorescent)
PCR ( polymerase chain reaction)

Pencegahan HIV/AIDS

Abstinence (tidak melakukan hubungan seks)
Be Faithful (saling setia dengan pasangannya)
Condoms (menggunakan kondom untuk seks yang beresiko)
No Drugs (stop penggunaan narkoba)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar