PENDAHULUAN
H
|
idup
bersama antara manusia berlangsung di dalam berbagai bentuk perhubungan, dan di
dalam berbagai jenis situasi. Tanpa adanya proses interaksi di dalam hidup
manusia, tidak mungkin mereka dapat hidup bersama. Di dalam pendidikan,
komunikasi seperti ini disebut interaktif edukatif, ialah interaksi yang
berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Interaksi tersebut juga disebut
interaksi belajar mengajar, karena di dalam interaksi itu terjadi proses
belajar mengajar dan proses mengajar. Dalam interaksi semacam itu terjadi siswa
belajar, dan guru mengajar, keduanya mencapai tujuan pendidikan. Adapun tugas
siswa ialah belajar, yaitu mengembangkan potensi seoptimal mungkin, sehingga
tujuan tercapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan di dalam dirinya. Dalam hal
ini siswa membutuhkan situasi kondisi yang memungkinkan serta menunjang
berkembangnya potensi tersebut. Untuk kepentingan tersebut peranan guru sangat
diperlukan. Tugas seorang guru ialah mengajar, dimana guru harus membimbing
anak belajar, dengan menyediakan situasi kondisi yang tepat, agar potensi anak
dapat berkembang semaksimal mungkin.
KONSEP
Diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh para
peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang paling baik
berdasarkan berbagai masukan. Diskusi sebagai suatu bentuk pembelajaran umum
adalah suatu cara pembelajaran di mana peserta didik mendiskusikan
(membicarakan, mencari jawaban bersama) dengan cara saling memberikan
pendapatnya, kemudian disaring untuk ditemukan kesimpulan.
Model diskusi adalah
suatu model pembelajaran agar siswa dapat berbagai
pengetahuan, pandangan,pengetahuan pengetahuan. Tujuan dari model diskusi adalah untuk mengeksplorasi pendapat atau
pandangan yang berbeda dan untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan.
Pembelajaran
diskusi kelompok adalah suatu pembelajaran teman sebaya di mana siswa bekerja
dalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab individual maupun kelompok
terhadap ketuntasan tugas-tugas.mereka berlatih keterampilan-keterampilanuntuk
bekersa sama dengan baik,membantu teman-temman dalam kelompoknya masing-masing.
Adapun ciri-ciri penggunaan model diskusi adalah sebagai berikut:
1.
Siswa
bekerja dalam kelompok secara diskusi kelompok untuk menuntasakan materi
belajarnya
2.
Kelompok
di bentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,sedang dan rendah.
3.
Penghargaan
lebih berorientasi kelompok ketimbang individu,pembelajaran diskusi kelompok di
kembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik,penerimaan terhadap keragaman
dan pengembangan keterampilan sosial (Fida Rakhmadiati,2003)
ISI
Sering kali seorang guru mencoba untuk merangsang diskusi
kelas tetapi ia akan menemui kendala ketidaknyamanan atas diamnya siswa yang
akan ditantang untuk pertama berbicara. Mengawali diskusi tidak jauh berbeda
dengan memulai kuliah berdasarkan pelajaran. Langkah pertama adalah guru harus
membangun minat. Strategi – strategi berikut adalah cara – cara untuk
merangsang diskusi. Beberapa bahkan akan menciptakan suasana seru tetapi
dikelola antar siswa. Semua dirancang agar setiap siswa terlibat.
1.
Debat Aktif
Tinjauan
Debat akan jadi metoda
berharga untuk mempromosikan refleksi dan pemikiran, terutama jika para siswa
diharapkan untuk mengambil satu posisi yang bertentangan dengan diri mereka
sendiri. Ini adalah strategi agar terjadi debat yang aktif dengan melibatkan tiap-tiap
siswa di dalam kelas bukan hanya
orang-orang yang terlibat.
Prosedur
1.
Buat satu statemen yang mengambil satu posisi mengenai satu isu kontroversial
yang berkenaan dengan pelajaranmu (sebagai contoh: Media lebih membuat berita dari pada melaporkanya )
2.
Membagi kelas ke dalam dua kelompok debat. Tetapkan satu kelompok sebagai
kelompok “pro" dan kelompok yang lain sebagai kelompok “kontra”
3.
Berikutnya, menciptakan dua sampai empat sub grup di dalam masing-masing tim debat itu. Sebagai contoh, dalam
suatu kelas dengan 24 siswa, anda mungkin menciptakan tiga sub-sub kelompok pro
dan tiga sub-sub kelompok kontra, masing-masing berisi empat anggota. Minta
masing-masing sub grup untuk mengembangkan argumen-argumen untuk posisi yang
ditugaskannya, atau menyediakan satu daftar argumen-argumen yang akan mereka
pilih dan diskusikan. Pada ujung diskusi mereka, mereka harus sudah memilih
satu juru bicara.
4.
Sediakan dua sampai empat kursi (tergantung pada banyaknya sub-sub kelompok
yang diciptakan untuk masing-masing sisi) untuk jurubicara sisi pro dan jumlah
yang sama kursi-kursi untuk jurubicara sisi kontra. Tempatkan para siswa yang
tersisa di belakang regu debat mereka.
Mulai
debat dengan mempersilahkan jurubicara menyajikan pandangan-pandangan mereka.
Pada proses ini disebut sebagai argumen-argumen pembuka.
5. Setelah
semua orang sudah mendengar argumen-argumen pembuka , hentikan debat dan
berkumpul kembali sub-sub kelompok semula.
Suruh sub-sub kelompok membuat strategi bagaimana cara membalikkan argumen-argumen
lawannya. Kemudian masing-masing subgroup kembali memilih juru bicara, tetapi
orangnya yang berbeda.
6.
Mulailah “perdebatan” itu. Lalu masing-masing
jurubicara satu sama lain, memberikan "argumen balasan." Ketika debat
berlangsung (pastikan terjadi saling debat antara dua kelompok tersebut),
doronglah peserta didiklainya mencatat
juru-juru debat
mereka dengan berbagai argumen atau bantahan yang di sarankan.
Selai itu himbau mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan terhadap
argumentasi-argumentasi wakil-wakil regu debat mereka.
7. Bila
anda berpikir sudah saatnya mengakhiri debat. Dan mengumumkan satu pemenang,
kumpulkan kembali keseluruhan kelas dalam suatu lingkaran tunggal. Pastikan memadukan kelas tersebut dengan menyuruh peserta didik
duduk bersebelahan dengan orang-orang yang ada dengan kelompok yang berlawanan.
Buatlah
suatu diskusi seluruh kelas tentang persoalan dari pengalaman debat itu.juga,
mintalah peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka pikirkan merupakann
argumen-argumen terbaik yang di buat oleh kedua kelompok debat tersebut.
Variasi
1. Tambahkan
satu atau lebih kursi-kursi kosong pada tim-tim debat itu.izinkan para peserta
didik menempati kursi-kursi kosong ini kapanpun mereka inginkan untuk ikut
perdebatan.
2. Mulai aktivitas seketika dengan membuka
argumentasi-argumentasi debat. Diproses dengan debat konvensional, namun dengan sering memutar para juru debat.
2. Town
Meeting (Rapat Kota)
Tinjauan
Format diskusi ini cocok untuk kelas besar.
Dengan membuat suasana mirip sebuah rapat
kota, maka seluruh
kelas dapat terlibat dalam diskusi.
Prosedur
1.
Pilih sebuah topik menarik atau kasus masalah mengenai materi pelajaran.Secara singkat sajikan topik atau masalah itu seobjektif
mungkin,dengan memberi informasi latar belakang dan sebuah ringkasan dari
berbagai sudut pandang yang berbeda.Jika anda ingin,siapkan dokumen-dokumen
yang mungkin menjelaskan topik atau masalah
2. Tunjukan bahwa anda akan memperoleh pandangan kelas
tentang masalah tersebut.dari pada memanggil peserta didik dari depan
ruangan,jelaskan bahwa anda akan mengikuti suatu format yang di beri judul
“panggil pembicara berikutnya”. Ketika seseorang selesai berbicara, orang
tersebut hendaknya melihat keseluruh ruang dan memanggil orang lain yang juga
ingin berbicara.
3. Doronglah peserta didik membuat pidatonya singkat agar
banyak peserta didik lainya dapat berpartisipasi dalam rapat kota itu.Tentukan
satu batasan waktu jika anda ingin,untuk
lamanya giliran pembicara.arahkan para peserta didik memanggil seseorang yang
telah mendapat giliran sebelumnya.
4.Lanjutkan diskusi itu selama hal ini berguna.
Variasi
1.
Mengatur pertemuan menjadi perdebatan.Ajaklah
para peserta didik duduk di bagian-bagian yang berbeda dari ruang tersebut,
dengan mengaitkan denagn posisinya sendiri dengan isu kontroversi.ikuti format
panggil pembicara berikutnya,dengan intruksi bahwa pembicara selanjutnya harus
mempunyai sudut pandang yang bertentangan.doronglah peserta didik pindah ke
bagian yang berbeda dari ruang itu jika pendapat mereka di pengaruhi oleh
perdebatan itu.
2.
Mulailah pertemuan
kota dengan sebuah diskusi panel.suruhlah para panelis menyampaikan
pandangan-pandangan dan kemudian panggila para pembicara dari audies itu.
3. Tiga
Tahap Keputusan Mangkuk-Ikan (Three-Stage
Fishbowl Decision).
Tinjauan
Mangkuk
Ikan (Fishbowl) adalah format diskusi untuk ukuran kelas berbentuk diskusi
melingkar.
Prosedur
1.
Merancang tiga pertanyaan untuk diskusi yang relevan atas subjek masalah Anda.
Dalam satu kelas di ekologi, misalnya, pertanyaan yang mungkin:
• Bagaimana lingkungan yang hampir punah?
• Langkah
apa yang dapat di ambil oleh pemerintah dan industri swasta untuk
mengatasi masalah tersebut ?
• Apa yang dapat kita lakukan secara pribadi?
Idealnya, pertanyaan harus
berhubungan, tetapi ini tidak diperintahkankan. Tentukan pertanyaan apa yang
akan dibahas.
2.
Mengatur kursi dalam konfigurasi fishbowl (dua konsentris lingkaran). Bagi
anggota diskusi menjadi menjadi 3 grup. Meminta anggota grup 1 untuk memenuhi
lingkaran kursi dan meminta anggota kelompok 2 dan 3 untuk duduk di luar
lingkaran kursi. Ajukan
pertanyaan pertama Anda untuk di
diskusikan. Beri waktu 10 menit untuk diskusi.Ajaklah peserta didik menfasilitasi diskusi tersebut atau
bertindak sebagai fasilitator.
3.
Selanjutnya, mengundang anggota grup 2 duduk di dalam lingkaran, menggantikan 1
anggota grup yang kini duduk di luar lingkaran. Meminta anggota grup 2 jika
mereka ingin membuat komentar singkat tentang diskusi pertama, dan kemudian
lanjutkan topik kedua diskusi.
4. Ikuti prosedur yang sama
dengan anggota kelompok 3.
5.
Ketika tiga semua pertanyaan telah dibahas,gabunglah kembali kelas tersebut sebagai sebuah kelompok
diskusi.Mintalah mereka membuat refleksi mereka tentang seluruh diskusi
Variasi
1.
Jika tidak mungkin untuk mempunyai lingkaran dari kursi, gunakan cara rotasi
diskusi panel. Satu dari tiga grup kelas menjadi panelis diskusi untuk setiap
pertanyaan. Panelis dapat duduk di depan kelas menghadap sisa kelas. Jika Anda
menggunakan bentuk U-kelas atau meja konferensi,tentukan satu sisi dari meja itu sebagai kelompok panel.
2. Gunakan hanya satu diskusi pertanyaan.Ajaklah masing-masing kelompok urutan berikutnya merespon diskusi kelompok sebelumnya.
4.
Expanding Panel (Memperluas Planel)
Tinjauan
Kegiatan ini merupakan cara terbaik untuk
merangsang diskusi dan memberikan kepada peserta didik sebuah kesempatan
mengenal, menjelaskan, dan mengklarifikasi berbagai isu sambil menjaga
partisipasi aktif dari seluruh kelas.
Prosedur
1. Memilih persoalan yang akan memancing
perhatian peserta didik. Menyampaikan berbagai isu agar peserta didik
terangsang untuk mendiskusikan pandangan-pandangan mereka. Identifikasikan
sampai lima pertanyaan untuk diskusi.
2. Memilih 4 dari 6 orangberfungsi sebagai
kelompok diskusi panel. Mengatur mereka membentuk setengah lingkaran didepan
ruangan.
3.
Meminta sisanya mengelilingi orang yang sedang berdiskusi tersebut pada tiga
sisi dengan susunan sepatu kuda.
4.
Memulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang provokatif, moderasikan sebuah
diskusi panel dengan aturan permainan kelompok. Sementara pengamat mencatat
sebagai persiapan untuk diskusi mereka sendiri.
5.
Pada akhir waktu diskusi, bagi seluruh kelas kedalam kelompok-kelompok kecil
untuk melanjutkan diskusi dari sisa pertanyaan.
Variasi
1.
Membalikan urutan, memulai dengan diskusi kelompok kecil dan diikuti dengan
diskusi panel.
2.
Mengajak siswa menggeneralisasikan pertanyaan-pertanyaan untuk di diskusikan.
5.
Point Counterpoint (Saling Beradu Pendapat)
Kegiatan ini merupakan untuk merangsang
diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu komleks.
Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan
dengan lebih cepat.
Prosedur:
1.
Memilih sebuah masalah yang mempunyai dua
sisi/perspektif atau lebih.
2.
Membag kelas ke dalam kelompok-kelompok
menurut jumlah posisi yang telah di tetapkan, dan meminta tiap kelompok
mengungkapkan argumennya unutk mendukung bidangnya. Dorong mereka untuk bekerja
dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil.
3.
Menggabungkan kembali seluruh kelas, tetapi
minta para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara
sub-sub kelompok itu.
4.
Jelaskan bahwa peserta didik dapat memulai
perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan suatu
argument yang sesuai dengan posisi yagn teah ditentukan. Teruskan diskusi
tersebut, dengan bergerak secara cepat maju-mundur antara atau di antara
kelompok-kelompok itu.
5.
Simpulkan kegiatan tersebut dengan
menbandingkan isu-isu sebagaimana Anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi
lajnutan.
|
Variasi
1.
Sebagai ganti sebuah perdebatan kelompok
dengan kelompok, pasangkan peserta didik individual dari kelompok-kelompok
berbeda dan suruh mereka saling berargumen. Ini dapat dilakukan secara
serentak, agar setiap peserta didik didorong dalam perdebatan itu pada saat
yang sama.
2.
Atur kelompok-kelompok yang berlawanan agar
mereka saling berhadap-hadapan. Ketika seseorang menyimpulkan argumennya, suruh
peserta didik itu melemparkan suatu benda(seperti sebuah bola atau tas kecil)
kepada seorang anggota dari kelompok yang berlawanan. Orang yang menangkap
benda tersebut harus menangkis argument orang sebelumnya.
6.
Reading
Aloud (Membaca Keras)
Tinjauan
Mengejutkan, membaca teks ke luar dengan nyaring
dapat membantu para siswa untuk focus secara mental, menambah
pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Hal ini mempunyai efek
memusatkan perhatian dan menciptakan satu kelompok kompak.
♥
PROSEDUR
1.
Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai
dua sisi/ perspektif atau lebih
2.
Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok
menurut jumlah posisi yang telah Anda tetapkan, dan mintalah tiap kelompok
mengungkapkan argumennya untuk mendukung bidangnya. Doronglah mereka bekerja
dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil.
3.
Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi
mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak
antara sub-sub kelompok itu.
4.
Jelaskan bahwa peserta didik bisa
memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan
suatu argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan diskusi
tersebut, dengan bergerak secara cepat maju-mundur antara atau di antara
kelompok-kelompok itu.
5.
Simpulkan kegiatan tersebut dengan
membandingkan isu-isu sebagaimana Anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi
lanjutan.
Variasi
1.
Sebagai ganti sebuah perdebatan kelompok
dengan kelompok, pasangkan peserta didik individual dari kelompok-kelompok
berbeda dan suruhlah mereka saling berargumen. Ini dapat dilakukan secara
serentak, agar setiap peserta didik didorong dalam perdebatan itu pada saat
yang sama.
2.
Aturlah kelompok-kelompok yang
berlawanan agar mereka saling berhadap-hadapan. Ketika seseorang menyimpulkan
argumennya, suruhlah peserta didik itu melemparkan suatu benda (seperti sebuah
bola atau tas kecil) kepada seorang anggota dari kelompok yang berlawanan.
Orang yang menangkap benda tersebut harus menangkis argumen orang sebelumnya.
7.
Trial
by Jury (pemeriksaan oleh Pengadilan).
Tinjauan
Teknik ini menggunakan
sebuah pemeriksaan pura-pura yang lengkap dengan Saksi, jaksa, pembela, pegawai
pengadilan, dan yang lain. Ini adalah sebuah Metode yang baik untuk mencetuskan
“pengajaran kontroversi”─belajar dengan berargumen secara efektif tentang
sebuah pendapat dan menentang pendapat yang berlawanan.
♥
Prosedur
1.
Buatlah sebuah dakwaan yang akan
membantu para peserta didik melihat
sisi-sisi yang berbeda dari suatu masalah. Contoh-contoh “kejahatan” yang
dengan itu seseorang atau sesuatu mungkin diperiksa: sebuah karakter sastra
atau tokoh nyata dengan kegagalan-kegagalan moral; sebuah buku kontroversial;
satu teori yang belum terbukti; suatu nilai yang tidak mempunyai manfaat; dan
satu proses, hukum, atau lembaga yang keliru.
2.
Tentukan peran-peran bagi peserta didik.
Bergantung pada jumlah peserta didik, Anda bisa menggunakan semua atau beberapa
peran tersebut: terdakwa, pengacara terdakwa, saksi terdakwa, pengacara
penuntut, saksi penuntut, pegawai pengadilan, hakim, anggota hakim. Tiap peran
dapat diisi dengan satu orang atau oleh sebuah tim. Anda bisa mempunyai nomor
dalam pengadilan itu.
3.
Berikan waktu bagi peseta didik untuk
mempersiapkan diri. Bisa jadi beberapa menit sampai satu jam, tergantung pada
kerumitan masalah.
4.
Lakukan pengadilan itu. Pertimbangkan
dengan menggunakan kegiatan-kegiatan ini: argumen pembuka, kasus disampaikan
oleh jaksa dan saksi, teman-teman dari laporan pengadilan, dan argumen penutup.
5.
Lakukan pertimbangan-pertimbangan
pengadilan. Pertimbangan ini hendaknya dilakukan secara umum, sehingga setiap
orang bisa mendengar bagaimana bukti dipertimbangkan. Para anggota
non-pengadilan dapat diberi sebuah tugas mendengar berbagai aspek dari kasus
tersebut.
VARIASI
1.
Perluaslah kegiatan itu dengan
menyelenggarakan pemeriksaan kembali.
2.
Hilangkan sebuah pemeriksaan oleh
pengadilan dan gantilah hanya pemeriksaan oleh hakim.
Kelebihan dan Kelemahan Model Diskusi
Beberapa kelebihan medel diskusi:
- Model diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
- Dapat melatih untuk
membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
- Dapat melatih siswa untuk
dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu,
diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
dan beberapa kelemahan, di antaranya:
- Sering terjadi pembicaraan
dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.
- Kadang-kadang pembahasan
dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
- Memerlukan waktu yang cukup
panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
- Dalam diskusi sering terjadi
perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat
mengganggu iklim pembelajaran.
Ø
Kelemahan
1.
Dalam
situasi diskusi sulit menjamin tercapainya tujuan yang telah di tentukan dan
juga dalam waktu yang telah di rencanakan
2.
Kegiatan
diskusi ini akan membawa hasil sebagaimana di harapkan jika para peserta
diskusi menguasai kemampuan yang memadai untuk diskusi
3.
Selain
penguasaan bahan diskusi peserta diskusi juga perlu menguasai keterampilan
teknis dalam berdiskusi,hal ini perlu dipelajari oleh peserta diskusi pada
waktu sebelum dan di dalam situasi diskusi
4.
Proses
serta hasil diskusi akan kurang memadai jika pemimpin diskusi tidak dapat
menciptakan situasi diskusi yang mendorong setiap peserta bebas berpendapat
serta terbuka untuk menerima kebenaran yang di ajukan peserta lain.
5.
Kegiatan
diskusi membutuhkan fasilitas tertentu misalnya :banyak rauangan untuk kelompok
masing-masing diskusi,dukungan sumber relevan serta jumlahnya mencukupi
kebutuhan dan kondisi yang nyaman untuk berduskusi.
KESIMPULAN
Diskusi
dalam model menstimulus diskusi kelas adalah proses pelibatan dua orang peserta
atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling
mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan
diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan model diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat aktif. Manakala salah satu diantara siswa berbicara,
maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian dari kelompoknya aktif mendengarkan.
Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan begitu pula yang menanggapi, tidak
harus diatur terlebih dahulu. Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi
jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain.
Demikian pula mereka kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk
bicara, sebagai narasumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok
dapat menetapkan pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui model
diskusi, keaktifan siswa sangat tinggi.
Diskusi
sebagai model mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis,
menilai perannya dalam diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan
pelajaran yang diperoleh di sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut.
Melalui diskusi dapat dikembangkan keterampilan mengklarifikasi,
mengklasifikasi, menyusun hipotesis, menginterpretasi, menarik kesimpulan,
mengaplikasikan teori, dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, model
diskusi dapat melatih sikap anak menghargai pendapat orang lain, melatih
keberanian untuk mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat, dan memberi
rasional sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.
Peran
seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua
tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas
sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan
berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian
rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien
demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan
seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan
ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti
prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran
yang ditentukan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu maka setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu maka setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas.
Salah
satu metode perlengkapan aktif untuk membantu siswa mendapatkan pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) secara aktif di
dalam kelas yaitu menstimulasi diskusi kelas, bagaimana mengintensifkan dialog
dan debat, yang bertujuan menjadikan siswa lebih aktif dan menyeluruh. Adapun
metode-metode menstimulasi diskusi tersebut antara lain:
1. Debat
aktif
2. Rapat
dewan kota
3. Diskusi
panel
4. Argumen
tandingan
5. Pengadilan
majelis hakim
6. Keputusan
terbuka tiga tahap
Bercermin dari hal diatas, jelas
betapa pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang
kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi
tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada
dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru
dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas
yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang
kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan
guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang
dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses
pembelajaran yang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Auramadrasah.2009.” Pembelajaran Model Diskusi”.
http://auramadrasah.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-model-diskusi-kelas.html.
Diakses
pada tanggal 8 Mei 2012.
Fida Rakhmadiati,2003.Ciri-ciri penggunaan Model Diskusi.http://fidablogspot,com/2003/03/cirri-model-diskusi-kelompok.html.
Diakses pada tanggal 8 Mei 2012.
Hamalik,Oemar.
2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi
Aksara.
Muijs,
Daniel dan Reynolds, David. 2002. Efektif
Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0811360_chapter2.pdf. Diakses pada tanggal 9 mei 2012.
Silberman,
M. 1996. Active Learning: 101 strategies to teach any subject.Boston:
Allyn and Bacon.
SYAMRILAODE .2011.”kelebiahan kekurangan metode
diskusi” http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116353-kelebihan-dan-kekurangan-metode-diskusi/#ixzz1uerxS7Kw.Di
akses pada tanggal 13 mei 2012.
Zaini,Hisyam,
dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta
: CTSD (Center Teaching Staff Development).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar