Halaman

Sabtu, 23 Juni 2012

Metode Diskusi mini book


PENDAHULUAN

H
idup bersama antara manusia berlangsung di dalam berbagai bentuk perhubungan, dan di dalam berbagai jenis situasi. Tanpa adanya proses interaksi di dalam hidup manusia, tidak mungkin mereka dapat hidup bersama. Di dalam pendidikan, komunikasi seperti ini disebut interaktif edukatif, ialah interaksi yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Interaksi tersebut juga disebut interaksi belajar mengajar, karena di dalam interaksi itu terjadi proses belajar mengajar dan proses mengajar. Dalam interaksi semacam itu terjadi siswa belajar, dan guru mengajar, keduanya mencapai tujuan pendidikan. Adapun tugas siswa ialah belajar, yaitu mengembangkan potensi seoptimal mungkin, sehingga tujuan tercapai sesuai dengan apa yang dicita-citakan di dalam dirinya. Dalam hal ini siswa membutuhkan situasi kondisi yang memungkinkan serta menunjang berkembangnya potensi tersebut. Untuk kepentingan tersebut peranan guru sangat diperlukan. Tugas seorang guru ialah mengajar, dimana guru harus membimbing anak belajar, dengan menyediakan situasi kondisi yang tepat, agar potensi anak dapat berkembang semaksimal mungkin. 


KONSEP
Diskusi adalah membicarakan suatu masalah oleh para peserta diskusi dengan tujuan untuk menemukan pemecahan yang paling baik berdasarkan berbagai masukan. Diskusi sebagai suatu bentuk pembelajaran umum adalah suatu cara pembelajaran di mana peserta didik mendiskusikan (membicarakan, mencari jawaban bersama) dengan cara saling memberikan pendapatnya, kemudian disaring untuk ditemukan kesimpulan.
Model diskusi adalah suatu model pembelajaran agar siswa dapat berbagai pengetahuan, pandangan,pengetahuan pengetahuan. Tujuan dari model diskusi adalah untuk mengeksplorasi pendapat atau pandangan yang berbeda dan untuk mengidentifikasi berbagai kemungkinan.
Pembelajaran diskusi kelompok adalah suatu pembelajaran teman sebaya di mana siswa bekerja dalam kelompok yang mempunyai tanggung jawab individual maupun kelompok terhadap ketuntasan tugas-tugas.mereka berlatih keterampilan-keterampilanuntuk bekersa sama dengan baik,membantu teman-temman dalam kelompoknya masing-masing. Adapun ciri-ciri penggunaan model diskusi adalah sebagai berikut:
1.      Siswa bekerja dalam kelompok secara diskusi kelompok untuk menuntasakan materi belajarnya
2.      Kelompok di bentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,sedang dan rendah.
3.      Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu,pembelajaran diskusi kelompok di kembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik,penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Fida Rakhmadiati,2003)
ISI
Sering kali seorang guru mencoba untuk merangsang diskusi kelas tetapi ia akan menemui kendala ketidaknyamanan atas diamnya siswa yang akan ditantang untuk pertama berbicara. Mengawali diskusi tidak jauh berbeda dengan memulai kuliah berdasarkan pelajaran. Langkah pertama adalah guru harus membangun minat. Strategi – strategi berikut adalah cara – cara untuk merangsang diskusi. Beberapa bahkan akan menciptakan suasana seru tetapi dikelola antar siswa. Semua dirancang agar setiap siswa terlibat.
1. Debat Aktif
Tinjauan
Debat akan jadi metoda berharga untuk mempromosikan refleksi dan pemikiran, terutama jika para siswa diharapkan untuk mengambil satu posisi yang bertentangan dengan diri mereka sendiri. Ini adalah strategi agar terjadi debat yang aktif dengan melibatkan tiap-tiap siswa di dalam kelas bukan hanya orang-orang yang terlibat.
Prosedur
1. Buat satu statemen yang mengambil satu posisi mengenai satu isu kontroversial yang berkenaan dengan pelajaranmu (sebagai contoh: Media lebih membuat berita dari pada melaporkanya )
2. Membagi kelas ke dalam dua kelompok debat. Tetapkan satu kelompok sebagai kelompok “pro" dan kelompok yang lain sebagai kelompok “kontra”
3. Berikutnya, menciptakan dua sampai empat sub grup di dalam masing-masing tim debat itu. Sebagai contoh, dalam suatu kelas dengan 24 siswa, anda mungkin menciptakan tiga sub-sub kelompok pro dan tiga sub-sub kelompok kontra, masing-masing berisi empat anggota. Minta masing-masing sub grup untuk mengembangkan argumen-argumen untuk posisi yang ditugaskannya, atau menyediakan satu daftar argumen-argumen yang akan mereka pilih dan diskusikan. Pada ujung diskusi mereka, mereka harus sudah memilih satu juru bicara.

4. Sediakan dua sampai empat kursi (tergantung pada banyaknya sub-sub kelompok yang diciptakan untuk masing-masing sisi) untuk jurubicara sisi pro dan jumlah yang sama kursi-kursi untuk jurubicara sisi kontra. Tempatkan para siswa yang tersisa di belakang regu debat mereka.
Mulai debat dengan mempersilahkan jurubicara menyajikan pandangan-pandangan mereka. Pada proses ini disebut sebagai argumen-argumen pembuka.
5.   Setelah semua orang sudah mendengar argumen-argumen pembuka , hentikan debat dan berkumpul kembali sub-sub kelompok semula. Suruh sub-sub kelompok membuat strategi bagaimana cara membalikkan argumen-argumen lawannya. Kemudian masing-masing subgroup kembali memilih juru bicara, tetapi orangnya yang berbeda.
6.             Mulailah “perdebatan” itu. Lalu masing-masing jurubicara satu sama lain, memberikan "argumen balasan." Ketika debat berlangsung (pastikan terjadi saling debat antara dua kelompok tersebut), doronglah peserta didiklainya mencatat juru-juru debat mereka dengan berbagai argumen atau bantahan yang di sarankan. Selai itu himbau mereka untuk bersorak atau bertepuk tangan terhadap argumentasi-argumentasi wakil-wakil regu debat mereka.
7.      Bila anda berpikir sudah saatnya mengakhiri debat. Dan mengumumkan satu pemenang, kumpulkan kembali keseluruhan kelas dalam suatu lingkaran tunggal. Pastikan memadukan kelas tersebut dengan menyuruh peserta didik duduk bersebelahan dengan orang-orang yang ada dengan kelompok yang berlawanan.  Buatlah suatu diskusi seluruh kelas tentang persoalan dari pengalaman debat itu.juga, mintalah peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka pikirkan merupakann argumen-argumen terbaik yang di buat oleh kedua kelompok debat tersebut.  

Variasi
1. Tambahkan satu atau lebih kursi-kursi kosong pada tim-tim debat itu.izinkan para peserta didik menempati kursi-kursi kosong ini kapanpun mereka inginkan untuk ikut perdebatan.
2. Mulai aktivitas seketika dengan membuka argumentasi-argumentasi debat. Diproses dengan debat konvensional, namun dengan sering memutar para juru debat.
2. Town Meeting (Rapat Kota)
Tinjauan
Format diskusi ini cocok untuk kelas besar. Dengan membuat suasana mirip sebuah rapat kota, maka seluruh kelas dapat terlibat dalam diskusi.
Prosedur
1. Pilih sebuah topik menarik atau kasus masalah mengenai materi pelajaran.Secara singkat sajikan topik atau masalah itu seobjektif mungkin,dengan memberi informasi latar belakang dan sebuah ringkasan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.Jika anda ingin,siapkan dokumen-dokumen yang mungkin menjelaskan topik atau masalah
2. Tunjukan bahwa anda akan memperoleh pandangan kelas tentang masalah tersebut.dari pada memanggil peserta didik dari depan ruangan,jelaskan bahwa anda akan mengikuti suatu format yang di beri judul “panggil pembicara berikutnya”. Ketika seseorang selesai berbicara, orang tersebut hendaknya melihat keseluruh ruang dan memanggil orang lain yang juga ingin berbicara.
3. Doronglah peserta didik membuat pidatonya singkat agar banyak peserta didik lainya dapat berpartisipasi dalam rapat kota itu.Tentukan satu batasan waktu  jika anda ingin,untuk lamanya giliran pembicara.arahkan para peserta didik memanggil seseorang yang telah mendapat giliran sebelumnya.
4.Lanjutkan diskusi itu selama hal ini berguna.
Variasi
1. Mengatur pertemuan menjadi perdebatan.Ajaklah para peserta didik duduk di bagian-bagian yang berbeda dari ruang tersebut, dengan mengaitkan denagn posisinya sendiri dengan isu kontroversi.ikuti format panggil pembicara berikutnya,dengan intruksi bahwa pembicara selanjutnya harus mempunyai sudut pandang yang bertentangan.doronglah peserta didik pindah ke bagian yang berbeda dari ruang itu jika pendapat mereka di pengaruhi oleh perdebatan itu.
2. Mulailah pertemuan kota dengan sebuah diskusi panel.suruhlah para panelis menyampaikan pandangan-pandangan dan kemudian panggila para pembicara dari audies itu.
3. Tiga Tahap Keputusan Mangkuk-Ikan (Three-Stage Fishbowl Decision).
Tinjauan
Mangkuk Ikan (Fishbowl) adalah format diskusi untuk ukuran kelas berbentuk diskusi melingkar.
Prosedur
1. Merancang tiga pertanyaan untuk diskusi yang relevan atas subjek masalah Anda. Dalam satu kelas di ekologi, misalnya, pertanyaan yang mungkin:
• Bagaimana lingkungan yang hampir punah?
Langkah apa yang dapat di ambil oleh pemerintah dan industri  swasta untuk  mengatasi masalah tersebut ?
• Apa yang dapat kita lakukan secara pribadi?
Idealnya, pertanyaan harus berhubungan, tetapi ini tidak diperintahkankan. Tentukan pertanyaan apa yang akan dibahas.
2. Mengatur kursi dalam konfigurasi fishbowl (dua konsentris lingkaran). Bagi anggota diskusi menjadi menjadi 3 grup. Meminta anggota grup 1 untuk memenuhi lingkaran kursi dan meminta anggota kelompok 2 dan 3 untuk duduk di luar lingkaran kursi. Ajukan pertanyaan pertama Anda untuk di diskusikan. Beri waktu 10 menit untuk diskusi.Ajaklah peserta didik menfasilitasi diskusi tersebut atau bertindak sebagai fasilitator.
3. Selanjutnya, mengundang anggota grup 2 duduk di dalam lingkaran, menggantikan 1 anggota grup yang kini duduk di luar lingkaran. Meminta anggota grup 2 jika mereka ingin membuat komentar singkat tentang diskusi pertama, dan kemudian lanjutkan topik kedua diskusi.
4. Ikuti prosedur yang sama dengan anggota kelompok 3.
5. Ketika tiga semua pertanyaan telah dibahas,gabunglah kembali kelas tersebut sebagai sebuah kelompok diskusi.Mintalah mereka membuat refleksi mereka tentang seluruh diskusi
Variasi
1. Jika tidak mungkin untuk mempunyai lingkaran dari kursi, gunakan cara rotasi diskusi panel. Satu dari tiga grup kelas menjadi panelis diskusi untuk setiap pertanyaan. Panelis dapat duduk di depan kelas menghadap sisa kelas. Jika Anda menggunakan bentuk U-kelas atau meja konferensi,tentukan satu sisi dari meja itu sebagai kelompok panel.
 2. Gunakan hanya satu diskusi pertanyaan.Ajaklah masing-masing kelompok urutan berikutnya merespon diskusi kelompok sebelumnya.
4. Expanding Panel (Memperluas Planel)
Tinjauan
Kegiatan ini merupakan cara terbaik untuk merangsang diskusi dan memberikan kepada peserta didik sebuah kesempatan mengenal, menjelaskan, dan mengklarifikasi berbagai isu sambil menjaga partisipasi aktif dari seluruh kelas.
Prosedur
1. Memilih persoalan yang akan memancing perhatian peserta didik. Menyampaikan berbagai isu agar peserta didik terangsang untuk mendiskusikan pandangan-pandangan mereka. Identifikasikan sampai lima pertanyaan untuk diskusi.
2. Memilih 4 dari 6 orangberfungsi sebagai kelompok diskusi panel. Mengatur mereka membentuk setengah lingkaran didepan ruangan.
3. Meminta sisanya mengelilingi orang yang sedang berdiskusi tersebut pada tiga sisi dengan susunan sepatu kuda.
4. Memulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang provokatif, moderasikan sebuah diskusi panel dengan aturan permainan kelompok. Sementara pengamat mencatat sebagai persiapan untuk diskusi mereka sendiri.
5. Pada akhir waktu diskusi, bagi seluruh kelas kedalam kelompok-kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi dari sisa pertanyaan.
Variasi
1. Membalikan urutan, memulai dengan diskusi kelompok kecil dan diikuti dengan diskusi panel.
2. Mengajak siswa menggeneralisasikan pertanyaan-pertanyaan untuk di diskusikan.
5. Point Counterpoint (Saling Beradu Pendapat)
Kegiatan ini merupakan untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu komleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Prosedur:
1.      Memilih sebuah masalah yang mempunyai dua sisi/perspektif atau lebih.
2.      Membag kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah posisi yang telah di tetapkan, dan meminta tiap kelompok mengungkapkan argumennya unutk mendukung bidangnya. Dorong mereka untuk bekerja dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil.
3.      Menggabungkan kembali seluruh kelas, tetapi minta para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok itu.
4.      Jelaskan bahwa peserta didik dapat memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan suatu argument yang sesuai dengan posisi yagn teah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan bergerak secara cepat maju-mundur antara atau di antara kelompok-kelompok itu.
5.      Simpulkan kegiatan tersebut dengan menbandingkan isu-isu sebagaimana Anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lajnutan.
Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil.
 
 

Variasi
1.      Sebagai ganti sebuah perdebatan kelompok dengan kelompok, pasangkan peserta didik individual dari kelompok-kelompok berbeda dan suruh mereka saling berargumen. Ini dapat dilakukan secara serentak, agar setiap peserta didik didorong dalam perdebatan itu pada saat yang sama.
2.      Atur kelompok-kelompok yang berlawanan agar mereka saling berhadap-hadapan. Ketika seseorang menyimpulkan argumennya, suruh peserta didik itu melemparkan suatu benda(seperti sebuah bola atau tas kecil) kepada seorang anggota dari kelompok yang berlawanan. Orang yang menangkap benda tersebut harus menangkis argument orang sebelumnya.

6.      Reading Aloud (Membaca Keras)
Tinjauan
Mengejutkan, membaca teks ke luar dengan nyaring dapat membantu para siswa untuk focus secara mental, menambah pertanyaan-pertanyaan, dan merangsang diskusi. Hal ini mempunyai efek memusatkan perhatian dan menciptakan satu kelompok kompak.
                                                ♥
PROSEDUR
1.      Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua sisi/ perspektif atau lebih
2.      Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah posisi yang telah Anda tetapkan, dan mintalah tiap kelompok mengungkapkan argumennya untuk mendukung bidangnya. Doronglah mereka bekerja dengan partner tempat duduk atau kelompok-kelompok inti yang kecil.
3.      Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok itu.
4.      Jelaskan bahwa peserta didik bisa memulai perdebatan. Setelah itu peserta didik mempunyai kesempatan menyampaikan suatu argumen yang sesuai dengan posisi yang telah ditentukan. Teruskan diskusi tersebut, dengan bergerak secara cepat maju-mundur antara atau di antara kelompok-kelompok itu.
5.      Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu sebagaimana Anda melihatnya. Berikan reaksi dan diskusi lanjutan.
Variasi
1.      Sebagai ganti sebuah perdebatan kelompok dengan kelompok, pasangkan peserta didik individual dari kelompok-kelompok berbeda dan suruhlah mereka saling berargumen. Ini dapat dilakukan secara serentak, agar setiap peserta didik didorong dalam perdebatan itu pada saat yang sama.
2.      Aturlah kelompok-kelompok yang berlawanan agar mereka saling berhadap-hadapan. Ketika seseorang menyimpulkan argumennya, suruhlah peserta didik itu melemparkan suatu benda (seperti sebuah bola atau tas kecil) kepada seorang anggota dari kelompok yang berlawanan. Orang yang menangkap benda tersebut harus menangkis argumen orang sebelumnya.

7.      Trial by Jury (pemeriksaan oleh Pengadilan).

Tinjauan
Teknik ini menggunakan sebuah pemeriksaan pura-pura yang lengkap dengan Saksi, jaksa, pembela, pegawai pengadilan, dan yang lain. Ini adalah sebuah Metode yang baik untuk mencetuskan “pengajaran kontroversi”─belajar dengan berargumen secara efektif tentang sebuah pendapat dan menentang pendapat yang berlawanan.
            Prosedur
1.      Buatlah sebuah dakwaan yang akan membantu para peserta didik  melihat sisi-sisi yang berbeda dari suatu masalah. Contoh-contoh “kejahatan” yang dengan itu seseorang atau sesuatu mungkin diperiksa: sebuah karakter sastra atau tokoh nyata dengan kegagalan-kegagalan moral; sebuah buku kontroversial; satu teori yang belum terbukti; suatu nilai yang tidak mempunyai manfaat; dan satu proses, hukum, atau lembaga yang keliru.
2.      Tentukan peran-peran bagi peserta didik. Bergantung pada jumlah peserta didik, Anda bisa menggunakan semua atau beberapa peran tersebut: terdakwa, pengacara terdakwa, saksi terdakwa, pengacara penuntut, saksi penuntut, pegawai pengadilan, hakim, anggota hakim. Tiap peran dapat diisi dengan satu orang atau oleh sebuah tim. Anda bisa mempunyai nomor dalam pengadilan itu.
3.      Berikan waktu bagi peseta didik untuk mempersiapkan diri. Bisa jadi beberapa menit sampai satu jam, tergantung pada kerumitan masalah.
4.      Lakukan pengadilan itu. Pertimbangkan dengan menggunakan kegiatan-kegiatan ini: argumen pembuka, kasus disampaikan oleh jaksa dan saksi, teman-teman dari laporan pengadilan, dan argumen penutup.
5.      Lakukan pertimbangan-pertimbangan pengadilan. Pertimbangan ini hendaknya dilakukan secara umum, sehingga setiap orang bisa mendengar bagaimana bukti dipertimbangkan. Para anggota non-pengadilan dapat diberi sebuah tugas mendengar berbagai aspek dari kasus tersebut.
VARIASI
1.      Perluaslah kegiatan itu dengan menyelenggarakan pemeriksaan kembali.
2.      Hilangkan sebuah pemeriksaan oleh pengadilan dan gantilah hanya pemeriksaan oleh hakim.
Kelebihan dan Kelemahan Model Diskusi
Beberapa kelebihan medel diskusi:
  • Model diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
  • Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
  • Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
dan beberapa kelemahan, di antaranya:
  • Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
  • Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
  • Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
  • Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
Ø  Kelemahan
1.   Dalam situasi diskusi sulit menjamin tercapainya tujuan yang telah di tentukan dan juga dalam waktu yang telah di rencanakan
2.   Kegiatan diskusi ini akan membawa hasil sebagaimana di harapkan jika para peserta diskusi menguasai kemampuan yang memadai untuk diskusi
3.   Selain penguasaan bahan diskusi peserta diskusi juga perlu menguasai keterampilan teknis dalam berdiskusi,hal ini perlu dipelajari oleh peserta diskusi pada waktu sebelum dan di dalam situasi diskusi
4.   Proses serta hasil diskusi akan kurang memadai jika pemimpin diskusi tidak dapat menciptakan situasi diskusi yang mendorong setiap peserta bebas berpendapat serta terbuka untuk menerima kebenaran yang di ajukan peserta lain.
5.   Kegiatan diskusi membutuhkan fasilitas tertentu misalnya :banyak rauangan untuk kelompok masing-masing diskusi,dukungan sumber relevan serta jumlahnya mencukupi kebutuhan dan kondisi yang nyaman untuk berduskusi.


KESIMPULAN
Diskusi dalam model menstimulus diskusi kelas adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan model diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat aktif. Manakala salah satu diantara siswa berbicara, maka siswa-siswa lain yang menjadi bagian dari kelompoknya aktif mendengarkan. Siapa yang berbicara terlebih dahulu dan begitu pula yang menanggapi, tidak harus diatur terlebih dahulu. Dalam berdiskusi, seringkali siswa saling menanggapi jawaban temannya atau berkomentar terhadap jawaban yang diajukan siswa lain. Demikian pula mereka kadang-kadang mengundang anggota kelompok lain untuk bicara, sebagai narasumber. Dalam penentuan pimpinan diskusi, anggota kelompok dapat menetapkan pemimpin diskusi mereka sendiri. Sehingga melalui model diskusi, keaktifan siswa sangat tinggi.
Diskusi sebagai model mengajar lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan kemampuannya, berpikir kritis, menilai perannya dalam diskusi, memandang masalah dari pengalaman sendiri dan pelajaran yang diperoleh di sekolah, memotivasi, dan mengkaji lebih lanjut. Melalui diskusi dapat dikembangkan keterampilan mengklarifikasi, mengklasifikasi, menyusun hipotesis, menginterpretasi, menarik kesimpulan, mengaplikasikan teori, dan mengkomunikasikan pendapat. Disamping itu, model diskusi dapat melatih sikap anak menghargai pendapat orang lain, melatih keberanian untuk mengutarakan pendapat, mempertahankan pendapat, dan memberi rasional sehubungan dengan pendapat yang dikemukakannya.
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip, guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran, dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan.
Karena itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting dikuasai dalam rangka proses pembelajaran. Karena itu maka setiap guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengelola kelas.
Salah satu metode perlengkapan aktif untuk membantu siswa mendapatkan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) secara aktif di dalam kelas yaitu menstimulasi diskusi kelas, bagaimana mengintensifkan dialog dan debat, yang bertujuan menjadikan siswa lebih aktif dan menyeluruh. Adapun metode-metode menstimulasi diskusi tersebut antara lain:
1.      Debat aktif
2.      Rapat dewan kota
3.      Diskusi panel
4.      Argumen tandingan
5.      Pengadilan majelis hakim
6.      Keputusan terbuka tiga tahap

Bercermin dari hal diatas, jelas betapa pentingnya pengelolaan kelas guna menciptakan suasana kelas yang kondusif demi meningkatkan kualitas pembelajaran. Pengelolaan kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran.
Penciptaan suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran yang optimal.
                                                                       

DAFTAR PUSTAKA

Auramadrasah.2009. Pembelajaran Model  Diskusi. http://auramadrasah.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-model-diskusi-kelas.html. Diakses pada tanggal 8 Mei 2012.
Fida Rakhmadiati,2003.Ciri-ciri penggunaan Model Diskusi.http://fidablogspot,com/2003/03/cirri-model-diskusi-kelompok.html. Diakses pada tanggal 8 Mei 2012.
Hamalik,Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:      Bumi Aksara.
Muijs, Daniel dan Reynolds, David. 2002. Efektif Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0811360_chapter2.pdf.  Diakses pada tanggal 9 mei 2012.
Silberman, M. 1996. Active Learning: 101 strategies to teach any subject.Boston: Allyn and Bacon.
 SYAMRILAODE .2011.”kelebiahan kekurangan metode diskusi”  http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2116353-kelebihan-dan-kekurangan-metode-diskusi/#ixzz1uerxS7Kw.Di akses pada tanggal  13 mei 2012.
Zaini,Hisyam, dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : CTSD (Center Teaching Staff Development).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar